BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didik berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri peserta didik. Suatu model pembelajaran yang baik menurut Chauchan (dalam Sukmadinata, 2004:243) memiliki beberapa karakteristik, yaitu: memiliki prosedur ilmiah, hasil belajar yang spesifik, kejelasan lingkungan belajar, kriteria hasil belajar, dan proses pembelajaran yang jelas.
Banyak model pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran kompetensi. Model-model pembelajaran tertentu lebih cocok untuk pembelajaran kompetensi bidang akademis atau kompetensi ilmu, model lain lebih cocok untuk kompetensi bidang vokasional. Model-model lainnya dapat digunakan untuk keduanya. Dasar pertimbangan penggunaan suatu model dalam pembelajaran kompetensi, diserahkan kepada peserta didik, karena peserta didik yang lebih tahu karakteristik mata pelajaran dan pokok-pokok bahasan yang diajarkannya. Tiap mata pelajaran dan pokok bahasan memiliki muatan kompetensi akademis dan atau vokasional yang berbeda. Peserta didik juga yang lebih tahu karakteristik dan kemampuan peserta didik yang mereka ajar, serta kemampuan peserta didik sendiri dengan menggunakan model-model pembelajaran tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memahami dan menerapkan berbagai macam model pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi, dan kondisi lingkungan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Penguasaan model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang menggambarkan kegiatan dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tertentu.
Tidak ada model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi. Pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru di dalam kelas mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelajaran. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi penentuan model/metode.
2. Sifat Materi Pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik.
3. Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan model pembelajaran. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan metode yang tepat, seperti tidak adanya laboratorium untuk praktek, jelas kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau demostrasi. Jadi ketersediaan fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya proses pembelajaran yang efektif.
4. Kondisi Peserta Didik
Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga, dan harapan terhadap masa depannya. Perbedaan peserta didik dari aspek psikologis seperti sifat pendiam, super aktif, tertutup, terbuka, periang, pemurung, bahkan ada yang menunjukkan perilaku-perilaku yang sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tadi akan berpengaruh terhadap penentuan model/metode pembelajaran.
5. Alokasi waktu yang tersedia
2.1 Ciri Model Pembelajaran
Adapun ciri model pembelajaran yang baik, antara lain:
1. Adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap.
- Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran.
- Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik.
- Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran.
2.2 Metode/Model Pembelajaran
2.2.1 Metode Ceramah
a. Pengertian
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode pengajran lain, seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.
b. Alasan penggunaan
1) agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
2) penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelit- belit)
3) untuk merangsang siswa belajar aktif
4) untuk memberikan feed back (umpan balikan)
5) untuk memberikan motivasi belajar
c. Tujuan
Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk:
1) menyampaikan informasi atau materi pelajaran
2) membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar
3) memperjelas materi pelajaran
d. Manfaat
Metode ceramah dapat digunakan dalam hal:
1) jumlah siswa cukup besar
2) sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3) waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang disampaikan cukup banyak
e. Kelemahan metode ceramah antara lain:
1) siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, sehingga mengurangi daya kreativita dan aktivitas siswa
2) mudah menimbulkan salah tafsir, salah faham tentang istilah tertentu tanpa mengetahui artinya (verbalisme)
3) melemahkan perhatian dan membosankan siswa, apabila ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama
4) guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang penguasaan materi yang disampaikan
f. Langkah-langkah penggunaan
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi, disesuaikan dengan metode-metode yang dipakai sebagai variasi, contoh penggunaan metode tanya-jawab dan diskusi sebagai variasi:
1) Persiapan
a. merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b. menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sudah ditetapkan
c. merumuskan materi ceramah secara garis besar
d. bila materi ceramah terlalu luas, dapat dibagi menjadi beberapa penggalan
e. disarankan materi ceramah diperbanyak untuk dimiliki tiap siswa
2) Pelaksanaan
a. menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir
b. menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah bervariasi, misalnya: ceramah yang disertai dengan tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan laporan kelas.
c. membagikan materi ceramah kepada siswa
d. menyajikan materi ceramah
e. Tanya jawab
f. Guru mengkomunikasikan hal-hal yang harus didiskusikan dalam kelompok kecil, waktu yang disediakan untuk diskusi
g. Pembentukan kelompok kecil terdiri dari lima atau tujuh orang
h. Pelaksanaan diskusi kelompok dalam batas waktu yang sudah ditetapkan
i. Membuat kesepakatan satu kelompok untuk melaporkan dimuka kelas, kelompok-kelompok yang lain sebagai pengulas
j. Penyampaian laporan kelompok-kelompok yang telah ditetapkan
k. Mengatur jalannya penglasan oleh kelompok- kelompok yang lain
l. Diskusi kelas berakhir . Metode Tanya jawab a. Pengertian Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk emnyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang dihayati. Melalui dengan tanya jawab akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut. b. Alasan Penggunaan 1) untuk meninjau pelajaran yang lain 2) agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikut 3) untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa c. Tujuan
Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk:
1) mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca
2) mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak
meloncat-loncat
dalam
menangkap
dan
memecahkan suatu masalah).
3) Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian
pelajaran yang dipandang penting serta mampu
METODE
8
2.2.2 Metode Tanya Jawab
a. Tujuan
Metode Tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk:
· Memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehingga dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran dan mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuand an pengalaman yang telah dimilikinya.
· Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.
b. Manfaat penggunaan metode tanya jawab
· pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru
· pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan (assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban
· pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis
· pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam iengatan siswa
· pertanyaan akan merangsang siswa beripikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
· pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah
· pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang
· siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru
· siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan prosesbelajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan orang lain
· pertanyaan-pertanyaan oleh guru atau siswa dapat menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira
· siswa memperoleh kesempatan ikut berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar
· dari jawaban-jawaban yang diperoleh, dapat merupakan umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan, sikap dan sifat-sifat siswa serta hasil proses belajar mengajarnya.
c. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a. menentukan topik
b. merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
d. mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
2) Pelaksanaan
a. menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b. mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
c. guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
d. guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
e. guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis
f. tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara para siswa
g. pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain
h. guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
i. pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja.
2.2.3 Metode Diskusi
a. Pengertian
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang topik/sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
b. Alasan penggunaan
Di dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bgian dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandangn penting dikembangkan oleh guru di sekolah
c. Tujuan
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu
d. Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:
· menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis
· menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis, dan logis
· memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa sosial
· membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar
e. Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a. menentukan topik yang akan didiskusikan
b. merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. merumuskan masalah yang akan didiskusikan
d. menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi
2) Pelaksanaan
a. membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota)
b. menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. membagi-bagi tugas, dan memberikan pengarahan diskusi
d. memberikan rangsangan dan membantu siswa untuk berpartisipasi
e. mencatat ide dan saran-saran yang penting
f. kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan disampaikan dalam diskusi antar kelompok
g. hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru atau pimpinan diskusi dalam bentuk tertulis
2.2.4 Metode Observasi
a. Pengertian
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara atau metode ini ditandai pada umumnya dengan pengamatan apa yang benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat pencatatan-pencatatan secara obyektif mengenai apa yang diamati
b. Alasan penggunaan metode observasi
Metode observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini didasari pemikiran bahwa dalam metode observasi ada beberapa hal yang mendukung keberhasilan belajar mengajar, karena:
1) melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang tejadi dalam lingkungannya
2) metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi. Tentunya peristiwa atau gejala-gejala yang dicatat akan dipadukan dengan masalah-masalah lampau atau sekarang, yang mengandung problematika. Hal ini meliputi situasi yang kritis, pada waktu yang lampau atau sekarang dimana para pejabat dan pemimpin politik menghadapi berbagai permasalahan dan harus mengambil keputusan
c. Manfaat penggunaan metode bermain peran:
· membantu siswa menemukan makna dirinya dalam kelompok
· membantu siswa memecahkan persoalan pribadi dengan bantuan kelompok
· memberi pengalaman bekerjasama dalam memecahkan masalah
· memberi siswa pengalaman mengembangkan sikap dan keterampilan memecahkan masalah pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas3) melatih siswa untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang diperoleh di kelas 4) memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral atau ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dipadukan dengan kenyataan. c. Tujuan
d. Langkah-langkah penggunaan
Tujuan digunakan metode observasi adalah:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan
di kelas
2) untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara
langsung dan nyata mengenai obyek tertentu
3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa
d. Manfaat
1) menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam lingkunganny atau obyek yang diamati
2) melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadian-
kejadian yang ada dilingkungannya
3) menanamkan nilai moral pada siswa
e. Langkah-langkah penggunaan
Penggunaan metode observasi secara umum meliputi:
1) tahap persiapan atau perencanaan
a) menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) menetapkan obyek yang akan diobservasi
c) menentukan alat/instrumen peroleh data dalam
mengadakan observasi
d) membuat instrumen untuk mengadakan observasi
METODE
16
2) tahap pelaksanaan
a) siswa secara langsung menuju obyek yang
diobservasi
b) siswa mengadakan pengamatan terhadap obyek
yang diobservasi
c) siswa mengadakan pencatatan terhadap peristiwa,
kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang terjadi
d) mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim
e) menyusun laporan sebagai hasil observasi
5. Metode Peragaan
a. Pengertian:
Metode peragaan adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan. Kegiatan peragaan dapat berupa meragakan cara kerja, perilaku tertenu dan sebagainya
b. Alasan penggunaan:
Hasil belajar yang akan diperoleh khususnya aspek psikomotorik lebih mudah dicapai dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan peragaan
c. Tujuan:
Penggunaan metode peragaan dengan tujuan:
1) untuk memperjelas cara kerja sesuatu, atau perilaku
tertentu
2) untuk memperjelas konsep/pengertian sesuatu
d. Manfaat:
1) siswa memperoleh kejelasan mengenai cara kerja
sesuatu (mengembangkan aspek motorik)
METODE
17
2) siswa memperoleh kejelasan contoh perilaku tertentu
(menanamkan aspek afektif)
3) siswa
memperoleh
kejelasan
mengenai
pengertian/konsep mengenai sesuatu
e. Langkah Penggunaan:
1) Persiapan:
a) guru menyiapkan tujuan pembelajaran khusus
(TPK)
b) guru menyiapkan alat yang akan diperagakan
c) guru menyiapkan/merancang pola interaksi dalam
kegiatan belajar mengajar
2.. Pelaksanaan:
a) guru mengemukakan secara singkat materi
pelajaran
b) guru menjelaskan proses dan langkah-langkah
penggunaan metode ini
c) guru menjelaskan perilaku tertentu yang akan
diragakan
d) siswa melakukan kegiatan peragaan
e) guru bersama siswa mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan peragaan
f) pengambilan kesimpulan
Catatan:
Bilamana peragaan mengenai cara kerja sesuatu alat, maka
perlu disiapkan alat yang dimaksud.
6. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
a. Pengertian:
METODE
18
Adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok
Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja
Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harus diselesaikan secara rasional
b. Alasan penggunaan
1) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah
dapat
membiasakan
siswa
menghadapi
dan memecahkan masalah secara terampil, hal ini merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif danmenyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.
METODE
19
c. Tujuan:
Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan
masalah) adalah sebagai berikut:
1) Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-
masalah secara rasional
2) Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara
individual maupun secara bersama-sama
3) Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan
kepercayaan pada diri sendiri.
d. Manfaat:
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem
solving (pemecahan masalah) antara lain:
1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan
analitis
3) Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta
sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat
4) Memberikan
pengalaman
proses
dalam
menarik
kesimpulan bagi siswa
e. Langkah-langkah Penggunaan
1) Persiapan
a) Menentukan permasalahan sebagai topik.
Topik ini dapat ditentukan dengan cara menyajikan masalah yang jelas, yang menimbulkan pertanyaan ingin tahu sehingga mendorong untuk pemecahannya.
METODE
20
Masalah ini harus tumbuh dan sesuai dengan taraf
kemampuan serta kecerdasan siswa
b) Merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK)
c) Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah
d) Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalah
yang terbaik
2) Pelaksanaan
a) Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) Menjelaskan pemecahan masalah
c) Merumuskan permasalahan
d) Menelaah permasalahan
e) Membuat dan merumuskan hipotesa
f) Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan
hipotesis
g) Pembuktian hipotesis
h) Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan
7. Metode Karyawisata
a. Pengertian
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas.
Karya= kerja, wisata= pergi
Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalamwaktu singkap beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
METODE
21
b. Alasan Penggunaan Metode Karyawisata
1) Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam
kelas karena, misalnya:
a) terlalu besar/berat
b) berbahaya
c) akan berubah bila berpindah tempat
d) obyek terdapat di tempat tertentu
2) Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses
belajar mengajar
c. Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah
atau kelas
2) untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung
dannyata mengenai obyek tersebut
3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa
d. Manfaat Penggunaan
1) siswa memperoleh pengalaman yang nyata mengenai
obyek studi dalam kegiatan karyawisata
2) dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi
pelajaran
e. Langkah-langkah Penggunaan
Penggunaan metode karyawisata secara umum meliputi tiga
tahap:
1) Tahap persiapan atau perencanaan, meliputi:
a) Menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) Menetapkan obyek karyawisata
c) Menetapkan besarnya siswa yang ikut karyawisata
d) Menetapkan biaya, transportasi, keamanan dan
METODE
22
sebagainya
e) Mengadakan hubungan dengan sasaran
f) Memilih cara-cara untuk memperoleh data selama karyawisata, misal dengan metode interview, observasi dan sebagainya. Dan menyusun cara laporan karyawisata
g) Pemantapan rencana
2) Tahap pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam obyek wisata:
a) Mengadakan pertemuan dengan pimpinan atau
penguasa
b) Siswa
secara
teratur
melihat,
mengamati, menanyakan, mencatat dan sebagainya tentang obyek wisata
c) Selesai mengadakan pengamatan obyek, murid dikumpulkan, dan kalau mungkin diadakan tanya jawab dan diskusi dengan petugas obyek wisata
8. Metode Inkuiri
a. Pengertian
Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan bisa diterima oleh akal.
Metode inkuiri merupakan kegiatan belajar-mengajar di mana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas masalah atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat
METODE
23
menemukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah yang membedakan antara metode inkuiri dengan metode pemecahan masalah (Problem Solving) yang lebih menitik beratkan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa.
Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok ataupun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan dalam kelas ataupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi antar siswa, tanya jawab antar guru dengan murid, dan sebagainya.
Pelaksanaan metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban tertentu yang sudah pasti ataupun kemungkinan pilihan (alternatif) jawaban atas masalah tertentu.
b. Alasan rasional penggunaan metode inkuiri
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk mengamati, mengalami dan memehami suatu konsep, pengertian yang terdapat dalam lingkungan kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkannya, guru dapat menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran
c. Tujuan
Penggunaan metode inkuiri bertujuan:
1) Mengembangkan sikap, keterampilan, kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu
METODE
24
secara tepat ( obyektif)
2) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih
tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis dan logis)
d. Manfaat
1) Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu
lebih jauh (curriousity)
2) Mengungkap aspek pengetahuan (kognitif) maupun
sikap (afektif)
e. Langkah-langkah
Seperti telah dikemukakan di muka ada berbagai cara dalam berinkuiri. Dalam hal inkuiri dilakukan dengan tanya jawab, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Persiapan:
a) Merumuskan permasalahan sebagai topik
b) Merumuskan tujuan pembelajaran khusus
(TPK)
c) Menjelaskan jalannya kegiatan inkuiri
2) Pelaksanaan:
Agar kegiatan mencapai tujuan yang ditentukan, maka
hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Siswa diarahkan kepada pokok permasalahan yang akan dicara jawabannya dan dipecahkan. Untuk itu guru hendaknya menjelaskan pokok permasalahannya dan tujuan yang ingin dicapai
b) Guru hendaknya memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berdiskusi, mengemukakan kemungkinan pilihan jawaban ataupun bertanya. Guru hanya membatasi agar jangan keluar dari pokok pembicaraan
c) Guru diharapkan mampu untuk memberikan pertanyaan
METODE
25
pancingan, bilamana siswa kurang mampu menganalisa
masalah
d) Guru mengawasi, membatasi agar kegiatan siswa tidak menyimpang dari nilai-nilai, seperti nilai agama, Pancasila, dan sebagainya
e) Guru tidak memberikan jawaban langsung atas masalah
yang dihadapi
9. Metode Mengarang (Ekspresi)
a. Pengertian:
Mengarang: Cara belajar mengajar untuk mendorong dan membuat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menciptakan suatu alternatif dari pokok masalah (thema) yang mengandung nilai-nilai tertentu.
b. Alasan pengunaan metode mengarang:
Terutama untuk mengembangkan dan melatih daya pikir dan cipta/imajinasi siswa atas nilai yang menjadi tujuan dalam pokok bahasan
c. Tujuan:
Metode mengarang bertujuan untuk mengembangkan:
1) Sikap kemandirian
2) Daya cipta dan daya pikir siswa
d. Manfaatnya, terutama untuk:
1) Media ekspresi pikiran dan wawasan (estetis) siswa
2) Mengembangkan kemampuan menulis dan penguasaan
cara komunikasi secara rasional dan tertulis
3) Mengembangkan daya analisis-rasional
4) Memahami dan memecahkan pokok masalah dan thema
METODE
26
secara wajar dan ideal
e. Langkah-langkah pengunaan
1) Persiapan
a) Menetapkan TPK
b) Menetapkan
bahan-bahan
yang
dapat
digunakan dalam mengarang
c) Mengarahkan cara penulisan yang baik
2) Pelaksanaan
Metode mengarang secara garis besarnya melalui
tahapan:
a) Menjelaskan kepada siswa tujuan mengarang
b) Menetapkan pokok bahasan (thema)
c) Petunjuk pola kerja dan sistematika karangan
d) Pelaksanaan (siswa bekerja, menulis)
e) Laporan (mengumpulkan naskah karangan, untuk
dimiliki guru)
10. Metode Pemberian Tugas
a. Pengertian
Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingku maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
METODE
27
b. Alasan/Rasional Penggunaan
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain.
c. Tujuan
Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
1) menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
2) mendorong perilaku kreatif
3) membiasakan berpikir komprehensif
4) memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
d. Manfaat
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan
terencana dapat bermanfaat untuk:
1) menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam
lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
2) melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat
3) menumbuhkan
suasana
pembelajaran
yang
menggairahkan (rekreatif)
e. Langkah-langkah Penggunaan
1) Tahap persiapan
METODE
28
a) pada langkah awal, guru menentukan kegiatan yang akan ditugaskan, misalnya: membuat ikhtisar karangan,
mengumpulkan
gambar,
menyusun
kliping, melakukan observasi, dan lain-lain
b) guru menetapkan topik, dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan melalui macam penugasan kepada para siswa
c) menetapkan kelompok-kelompok dan waktu
(penugasan pelaksanaan)
2) Tahap pelaksanaan
a) siswa
secara
sendiri-sendiri
atau
kelompok
melaksanakan tugas yang telah ditentukan
b) guru membimbing atau mengawasi selama kegiatan
penugasan berlangsung
3) Tahap penyelesaian
a) siswa secara individual atau kelompok menyerahkan
hasil penugasan kepada guru
b) guru memilih hasil penugasan untuk disampaikan dan
dibahas dalam kelas
c) guru memberikan penilaian tehadap hasil penugasan
11. Metode Simulasi
a. Pengertian
Simulasi berasal dari kata "Simulate" artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah. Simulation juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi
METODE
29
tiruan (tidak sesungguhnya).
Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya
b. Alasan penggunaan
Alasan pemilihan metode simulasi, untuk memudahkan siswa dan guru "mengalami" pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok masalah tanpa langsung ke dalam suasa alamiah (yang sebenarnya).
c. Tujuan
Metode simulasi digunakan untuk:
1) melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional) maupun keterampilan dalam hidup sehari- hari
2) memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian
(konsep) atau prinsip
3) latihan memecahkan masalah
d. Manfaat
Metode simulasi dapat untuk:
1) meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya
2) memberikan motivasi untuk bekerja sama dalam
kelompok
3) melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
4) menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa
5) melatih siswa untuk memahami dan menghargai
pendapat, peran orang lain
METODE
30
Agar penggunaan metode simulasi mencapai tujuan dan manfaat yang diinginkan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) tiap siswa atau kelompok siswa mendapat kesempatan
yang sama untuk melakukan simulasi
2) tiap siswa terlibat langsung dalam peranannya masing-
masing
3) simulasi dimaksudkan untuk latihan keterampilan agar
dapat menghadapi kenyataan dengan baik
4) disiapkan petunjuk simulasi dapat secara terperinci atau
secara garis besar
5) dalam simulasi diusahakan dapat digambarkan secara lengkap tentang situasi, proses yang diperkirakan terjadi dalam kenyataan sesungguhnya
e. Langkah-langkah
Langkah-langkah penggunaan metode simulasi:
1) Persiapan
a) menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) merumuskan petunjuk simulasi
2) Pelaksanaan
a) menentukan topik dan tujuan simulasi, akan lebih baik
bila dilakukan bersama siswa
b) guru menguraikan secara garis besar situasi yang
akan disimulasikan
c) menjelaskan
peranan-peranan
yang
akan
disimulasikan, dan proses simulasi
METODE
31
d) pemilihan para pelaku atau pemeran
e) memberi kesempatan bertanya
f) pelaksanaan simulasi
g) evaluasi, sesuai dengan tujuan dan isi pokok bahasan
h) latihan ulang
12. Metode Permainan
a. Pengertian
Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran dimana siswa melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep tertentu.
Permainan dalam arti permainan pendidikan, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam kerangka proses belajar mengajar. Sebagai metode mengajar metode permainan dapat dilakukan secara individual atau kelompok
b. Alasan/rasional penggunaan
Penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma, dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Oleh karena itu metode ini dapat menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa
c. Tujuan
Penggunaan metode permainan bertujuan untuk :
1) mengajarkan perngertian (konsep)
2) menanamkan nilai
3) memecahkan masalah
METODE
32
d. Manfaat
Metode permainan, dapat bermanfaat untuk:
1) membangkitkan minat siswa
2) memupuk dan mengembangkan rasa kerja sama siswa
3) mengembangkan kreativitas siswa
4) menumbuhkan kesadaran siswa
e. Langkah-langkah
1) Persiapan guru:
a) menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) menyiapkan alat bahan bahan untuk permainan
d) menyusun petunjuk pelaksanaan metode permainan
2) Pelaksanaan
a) guru menjelaskan maksud dan tujuan serta proses
permainan
b) siswa dibagi atas beberapa kelompok
c) caranya:
misal: (1) guru membagi atau memasang alat atau bahan
permainan
(2) siswa melakkan kegiatan permainan
d) siswa melaporkan hasil permainan, yaitu beberapa
pegnertian atau konsep tertentu kepada guru
13. Metode Bermain Peran (Role Playing)
a. Pengertian
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan (education games) yang dipakai untuk menjelasakan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang
METODE
33
dan cara berpikir orang lain dengan memerankan peran orang lain. Bermain peran diperankan tanpa naskah dan bersifat afektif dengan strategi pemecahan masalah. Dengan perkataan lain bermain peran adalah suatu usaha memperjelas suatu masalah atau memecahkannya dengan memerankan tanpa dipersiapkan terlebih dahulu.
Bermain peran dapat diberdakan atas dua macam yaitu bermain peran secara sederhana yakni tanpa tahap-tahap seperti uraian di bawah, dan bermain peran yang kompleks seperti dijelaskan berikut. Perbedaan antara bermain peran dengan dramatisasi adalah bahwa bermain peran dimainkan tanpa naskah/teks, sedang dramatisasi dimainkan atas dasar naskah yang ada.
b. Alasan penggunaan
Penanaman dan pengembangan spek nilai, moral dan sikap siswa akan lebih mudah dicapai bilamana siswa secara langsung mengalami (memerankan) peran tertentu, dari pada
hanya
mendengarkan
penjelasan
ataupun
melihat/mengamati saja.
c. Tujuan
Metode bermain peran digunakan dengan tujuan:
1) agar menghayati suatu kejadian atau hal yang
sebenarnya terdapat dalam realita kehidupan
2) agar memahami sebab akibat suatu kejadian
3) sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan
tertentu
4) sebagai alat mendiagnosa keadaan, kemampuan dan
kebutuhan siswa
METODE
34
5) pembentukan konsep diri (self concept)
6) menggali peran-peran seseorang dalam suatu kehidupan
kejadian dan keadaan
7) menggali dan meneliti nilai-nilai atau norma-norma dan
peran budaya dalam kehidupan
8) membantu
siswa
dalam
mengklasifikasikan
atau memperinci, memperjelas pola berpikir, berbuat dan memiliki keterampilan dalam membuat atau mengambil keputusan menurut caranya sendiri
9) alat hubung untuk membina struktur sosial dan sistem
nilai lingkunganya
10)membina kemampan siswa dalam memecahkan masalah, berpikir kritis analitis berkominkasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain
11)melatih siswa dalam mengemdalikan dan memperbaharui
perasaan, cara berpikirnya dan perbuatannya
Metode bermain peran baik untuk mengungkap:
1) pertentangan antar pribadi (interpersonal conflicts):
a) mengungkapkan
perasaan
orang-orang
yang
bertentangan
b) menentukan cara-cara pemecahannya
2) hubungan
antar
kelompok
(intergroup
relations) mengungkapkan masalah hubungan antarsuku, bangsa, kepercayaan, dan sebagainya
3) kemelut pribadi (individual dillemas)
a) kemelut ini timbul bila seseorang terpaut antara dua nilai yang berbeda atau antara dua kepentingan yang berbeda
b) para siswa sulit memecahkan persoalan tersebut karena
penilaian mereka masih mengutamakan dirinya sendiri
METODE
35
1) Persiapan
a. menentukan permasalahan sebagai topic
b. merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. merumuskan langkah-langkah bermain peran
d. menyiapkan ceritera yang akan dimainperankan
e. mengidentifikasikan peran yang diperlukan, lokasi, pengamat, dan sebagainya
2) Pelaksanaan
a. pemanasan
b. memilih peserta
c. mengatur tempat main
d. mempersiapkan pengamat
e. memainkannya
f. diskusi dan evaluasi
g. memainkan kembali
h. diskusi dan evaluasi
i. mengemukakan pengalaman dan generalisasi
2.2.5 Metode Discovery (Penemuan)
a. Pengertian
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.
b. Ciri Discovery
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu:
(1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan;
(2) berpusat pada siswa;
(3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
c. Langkah-langkah
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
- identifikasi kebutuhan siswa;
- seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
- seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
- membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
- mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
- mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
- memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
- membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
- memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
- merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
- membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
d. Kelebihan
Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu:
(1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat
(2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya
(3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.
e. Kelemahan
Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dimuat dalam lembar kerja siswa (LKS) yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran dimulai.
2.2.6 Direct Intruction (Pembelajaran Langsung)
Direct instruction merupakan model pembelajaran secara skematik, yang bertujuan membantu peserta didik mempelajari pengetahuan dan keterampilan dasar, serta mendapatkan informasi tahap demi tahap.
a. Karakteristik Metode Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
1) Orientasi, membahas pembelajaran sebelumnya, mengenalkan konsep-konsep baru, menjelaskan sasaran-sasarannya, isi materi, serta prosedurnya.
2) Pemaparan Materi/Topik Baru, dalam hal ini guru: memaparkan sedikit demi sedikit, memberikan contoh dari konsep-konsep tersebut secara visual, memberikan contoh-contoh yang banyak dan bervariasi, model, menghindari penyimpangan dari pokok materi, mengulangi penjelasan pada poin-poin yang sulit, mengecek pemahaman peserta didik, dan memberikan tanggapan untuk feed back.
3) Latihan Terstruktur, guru mengarahkan peserta didik tentang latihan terstruktur tahap demi tahap melalui contoh dan latihan soal.
4) Latihan Terpimpin, peserta didik melakukan latihannya sendiri, sementara guru mengawasi dan memberikan masukan dan perbaikan.
5) Latihan Bebas, peserta didik melakukan latihannya sendiri tanpa pengawasan langsung dari guru.
6) Cek pemahaman peserta didik.
7) Penutup (membahas konsep-konsep dan sasaran-sasaran utama).
b. Kelebihan metode DI:
— Efektif digunakan untuk menyampaikan pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural
— Meningkatkan interaksi antara guru dan murid
— Guru dapat menggunakan waktu pengajaran dengan seefektif mungkin
— mempercepat siswa belajar
— efektif digunakan mengembangkan keterampilan langkah demi langkah
c. Kekurangan metode DI, antara lain:
— Bersifat Teacher center, sehingga guru lebih banyak berperan aktif dibanding siswa, hal ini terkadang membuat suasana belajar menjadi menjemukan.
— Siswa menjadi kurang aktif dalam mencari informasi sendiri mengenai pelajaran yang dipelajarinya.
2.2.7 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
Model pembelajaran kooperatif berkembang dari kebiasaan pendidikan yang menekankan pada pemikiran demokratis dan latihan atau praktek, pembelajaran aktif, lingkungan pembelajaran yang kooperatif dan menghormati adanya perbedaan budaya masyarakat yang bermacam-macam. Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar terdapat efek (pengaruh) di luar pembelajaran akademik, khususnya peningkatan penerimaan antarkelompok serta keterampilan sosial dan keterampilan kelompok.
Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif, antara lain saling ketergantungan dan interaksi tatap muka yang positif, pertanggungjawabannya bersifat perseorangan, kemampuan interaksi antar individu dan bekerja dalam sekelompok kecil, dan proses berlangsung dalam kelompok.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
- Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
- Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
- Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
Peran Peserta didik dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
- Membuat keputusan-keputusan
- Menyiapkan pelajaran
- Mengawasi dan mengintervensi
- Mengevaluasi dan memproses
Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
- Hasil yang dicapai lebih baik
- Meningkatkan daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran
- Lebih aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan
- Kemampuan sosial yang lebih baik
- Kepercayaan diri lebih tinggi
- Motivasi yang lebih besar
- Sikap yang lebih positif terhadap materi pelajaran, dan pembelajaran dan satuan peserta didikan
- Kemampuan yang lebih besar untuk memahamu situasi dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
- Peran peserta didik yang biasanya memiliki pemahaman paling baik tentang materi pelajaran
- Peserta didik yang kemampuannya lebih rendah dapat menarik ke bawah nilai peserta didik yang berkemampuan lebih tinggi
- Para peserta didik mungkin tidak siap dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif secara menyeluruh.
(1) Examples non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah :
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
g. Kesimpulan
Kebaikan:
a. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar
b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar
c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
Kekurangan:
a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
b. Memakan waktu yang lama
(2) Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
d. Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g. Kesimpulan/rangkuman
Kelebihan:
· Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa
· Melatih berpikir logis dan sistematis
Kekurangan:
· Memakan banyak waktu
· Banyak siswa yang pasif
(3) Numbered Heads Together (NHT)
Kepala Bernomor (Spencer Kagan, 1992)
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008). Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
a. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
c. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Langkah-langkah :
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya
d. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya.
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain, dst
f. Kesimpulan
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang
6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8. Hasil belajar lebih tinggi
(4) Kepala Bernomor Struktur
Modifikasi dari Number Heads
Langkah-langkah :
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor
b. Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
c. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Peserta didik disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
d. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
e. Kesimpulan
(5) Cooperatif Script
(Dansereau CS., 1985)
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah :
a. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan
b. Guru membagikan wacana/materi untuk dibaca dan dibuat ringkasannya
c. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Peserta didik yang lain:
- Menyimak/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan peserta didik bersama-sama dengan Guru
7. Penutup
Kelebihan:
· Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
· Setiap siswa mendapat peran.
· Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
· Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
· Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
(6) Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
Model kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotifasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Langkah-langkah :
a. Membentuk kelompok yang anggotanya + 4 orang secara heterogen (prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
e. Memberi evaluasi
f. Kesimpulan
Menurut Davidson (dalam Nurasma, 2006:26), Kelebihan model STAD, antara lain :
· Meningkatkan kecakapan individu
· Meningkatkan kecakapan kelompok
· Meningkatkan komitmen
· Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
· Tidak bersifat kompetitif
· Tidak memiliki rasa dendam
Menurut Slavin (dalam Nurasma 2006:2007), kekurangan model STAD, yaitu:
· Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
· Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.
(7) Jigsaw (Model Tim Ahli)
(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah :
a. Peserta didik dikelompokkan ke dalam + 4 anggota tim
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian menjelaskan kepada teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g. Guru memberi evaluasi
h. Penutup
Keunggulan kooperatif tipe jigsaw :
· Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
· Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.
· Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan
(8) Problem Based Introduction
(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah :
a. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b. Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
d. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan/menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
e. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Kelebihan:
· Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
· Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
· Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
· Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
· Membutuhkan banyak waktu dan dana.
· Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
(9) Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau untuk menemukan alternatif jawaban. Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta didik dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
f. Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru
(10) Make-A Match
(Model Mencari Pasangan, Lorna Curran, 1994)
Metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Langkah-langkah :
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b. Setiap peserta didik mendapat satu kartu
c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
d. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
g. Demikian seterusnya
h. Kesimpulan/penutup
Metode make a match memberikan manfaat bagi peserta didik, di antaranya:
· mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan
· materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
Kelemahan yaitu:
· diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
· waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
· guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai
(11) Think Pair and Share
(Frank Lyman, 1985)
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
b. Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi/ permasalahan yang disampaikan guru
c. Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
e. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para peserta didik
f. Guru memberi kesimpulan
g. Penutup
(12) Debate
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa.
Langkah-langkah :
a. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok di atas
c. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya.
d. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
e. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
f. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
(13) Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Langkah-langkah :
a. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
b. Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
c. Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
e. Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
f. Masing-masing peserta didik berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
g. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing peserta didik diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum
j. Evaluasi
k. Penutup
Kelebihan metode Role Playing:
1. Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
- Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
- Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
- Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
- Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
(14) Group Investigation
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Langkah-langkah :
a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan
e. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g. Evaluasi
h. Penutup
(15) Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif.
Langkah-langkah :
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi.
c. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, peserta didik menutup bukunya.
d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
e. Guru memberikan kesimpulan
f. Evaluasi
g. Penutup
(16) Bertukar Pasangan
Langkah-langkah :
a. Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau peserta didik memilih sendiri pasangannya).
b. Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan pasangannya.
c. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
f. Penutup
(17) Snowball Throwing
Dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Langkah-langkah :
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d. Masing-masing peserta didik diberi satu lembar kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain selama ± 15 menit
f. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
g. Kesimpulan/Penutup
Kelebihan:
· Melatih kesiapan siswa
· Saling memberikan pengetahuan.
Kekurangan:
· Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.
· Tidak efektif.
(18) Course Review Horay
Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay.
Langkah-langkah :
b. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
c. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
d. Memberikan kesempatan peserta didik tanya jawab
e. Untuk menguji pemahaman, peserta didik disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing peserta didik
f. Guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salah diisi tanda silang (x)
g. Peserta didik yang sudah mendapat tanda (Ö) vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
h. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
i. Kesimpulan/Penutup
Kelebihan:
· Pembelajarannya menarik mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya.
· Melatih kerjasama.
Kekurangan:
· Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.
· Adanya peluang untuk curang.
(19) Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC)
Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis (Steven & Slavin, 1995)
Pada metode ini peserta didik dibentuk kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap wacana/ kliping.
Langkah-langkah :
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen
b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
c. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas
d. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
e. Guru membuat kesimpulan bersama
f. Penutup
Kelebihan:
· Siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
· Dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan:
Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif yang tampil.
(20) Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)
(Spencer Kagan)
“Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”.
Pembelajaran ini lebih leluasa dilaksanakan di luar kelas, atau tempat terbuka. Karena mobilitas siswa akan cukup tinggi, sehingga diperlukan perhatian ekstra. Namun demikian jika jumlah siswa tidak terlalu banyak bisa juga dilaksanakan di dalam kelas. Adapun informasi yang saling berbagi merupakan isi materi pembelajaran yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
Langkah-langkah :
a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
b. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
c. Dua orang peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
d. Kemudian peserta didik yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
e. Sekarang giliran peserta didik yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
Kelebihan:
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat bersamaan.
Kekurangan:
· Membutuhkan ruang kelas yang besar.
· Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau.
· Rumit untuk dilakukan.
(21) Team Game Turnamen (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Langkah-langkah :
a. Persiapan, meliputi persiapan materi yang akan disajikan dalam pembelajaran
b. Presentasi kelas, meliputi pendahuluan, menjelaskan materi dan latihan terbimbing
c. Kegiatan kelompok, meliputi pengerjaan LKS, saling mengajukan pertanyaan dan belajar bersama untuk persiapan turnamen atau pertandingan
d. Tes, diberikan secara individu. Kemudian skor yang diperoleh dalam tes diproses untuk menentukan nilai perkembangan individu yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok
e. Penghargaan kelompok, untuk menentukan penghargaan kelompok dilakukan dengan skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai yang disumbangkan tiap anggota kelompok. Nilai rata-rata kelompok yang tertinggi ditetapkan sebagai kelompok hebat
(22) Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. (Spencer Kagan, 1992).
Caranya :
1. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
BAB III
PENUTUP
Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didik berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri peserta didik. Suatu model pembelajaran yang baik menurut Chauchan (dalam Sukmadinata, 2004:243) memiliki beberapa karakteristik, yaitu: memiliki prosedur ilmiah, hasil belajar yang spesifik, kejelasan lingkungan belajar, kriteria hasil belajar, dan proses pembelajaran yang jelas.
Tidak ada model pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua materi. Pemilihan model pembelajaran untuk diterapkan guru di dalam kelas mempertimbangkan beberapa hal, yaitu tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik, dan alokasi waktu yang tersedia.
Ada beberapa metode/model pembelajaran, antara lain: metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode observasi, metode discovery, metode Direct Instruction (pembelajaran langsung), dan model pembelajaran kooperatif.
DAFTAR PUSTAKA
http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/metode-pembelajaran-course-review-horay_15.html
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/29/model-pembelajaran-mind-mapping/
http://iqbalali.com/2010/01/03/nht-numbered-head-together/
Pupuh Fathurrohman & Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.
Sukardi, dkk. 2009. Bahan Ajar Cetak (C), Model-Model Pembelajaran SMP/SMA. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar