1. Proses Terjadinya Cekaman Air
Cekaman air pada tanaman terjadi karena (1) ketersediaan air pada media tidak cukup, (2) transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman air. Hal ini terjadi jika kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi. Jika kecepatan absorbsi lebih rendah dari transpirasi, maka akan terjadi cekaman air. Supaya aliran air dari dalam tanah ke tanaman tetap harus berlangsung, maka :
a. Agar perbedaan potensial (potential gradient), ΔΨ tetap, penurunan potensial air tanah harus diikuti penurunan potensial air tanaman pada tingkatan yang sama.
b. Dengan menurunnya potensial air tanah, ψsm, difusivitas air tanah, D, turun. Jadi hambatan pergerakan air dari tanah ke permukaan akar meningkat. Dengan demikian, untuk mempertahankan agar kecepatan aliran air tetap untuk menghindari agar tanaman tidak layu, penurunan potensial air dalam akar tanaman harus lebih tinggi dibandingkan penurunan potensial air tanah.
2. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Metabolisme
Cekaman air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini cekaman air mempengaruhi proses fisiologi dan biokimia tenaman serta menyebabkan terjadinya anatomi dan morfologi tanaman. Cekaman air banyak pengaruhnya terhadap tekanan tugor sel. Pengaruh cekaman air juga menyebabkan menurunnya potensial air tanaman dan menyebabkan adanya penurunan potensial osmotik dalam tubuh tanaman.
Jika kehilangan air terus berlangsung, potensial tekanan ”ψp” akan turun sehingga sampai pada suatu saat ψp = 0. Kehilangan air dari sel mempunyai 2 pengaruh :
a) Terhadap potensial tekanan
· Perkembangan sel tergantung pada ψp. Oleh karena itu setiap penurunan ψp akan mempengaruhi perkembangan tanaman.
· Stomata diatur oleh ψp dalam sel penjaga, oleh karena itu penurunan ψp akan menutup stomata dan akibatnya menurunkan fotosintesis.
· Banyak enzim yang terkait ke membran sel. Karena itu setiap kerusakan sel akan mempengaruhi status membran ini dan akan merubah aktivitasnya
b) Terhadap potensial osmose: peningkatan konsentrasi larutan garam dalam sel suatu ketika akan mencapai nilai konsentrasi akan mempengaruhi metabolisme.
3. Resistensi Tanaman Terhadap Cekaman Air
Menurut Kramer (1977) tanaman resisten terhadap cekaman air karena : (1) protoplasma mempunyai toleransi dehidrasi sehingga terjadinya dehidrasi tidak menyebabkan kerusakan yang permanen, (2) protoplasmanya mempunyai struktur atau ciri fisiologis yang dapat menghindari atau menunda tingkatan pengeringan yang mengakibatkan kematian.
Untuk menghindari atau menunda dehidrasi protoplasma, mekanisme yang terjadi adalah: meningkatkan kemampuan akar untuk mengabsorbsi air, mengurangi transpirasi, penyesuaian waktu pertumbuhan dan peningkatan efisiensi pemakaian air.
4. Pengukuran Status Air dalam T anaman
Untuk dapat menghitung kandungan air tanaman perlu diketahui bobot basah tanman (bb) dan bobot kering tanaman (bk), dan kandungan air berdasar bobot basah (kab) serta kandungan air berdasar bobot kering (kak) dihitung dengan persamaan :
Untuk Kandungan Air Relatif (Relatif Water Contain), kandungan air pada saat tanaman diamati dibandingakan dengan kandungan air pada saat keadaan Tugor(bt). Jadi kandungan air relatif (Kar) :
Untuk defisit air tanaman : atau Da = 100 – kar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar