I. Peranan Traktor Roda-2 untuk Usaha Tani Kecil
Biasanya suatu uegara diharapkan dapat mengembangkan secara serasi semua industri berikut:
1. Industri primer : pertanian / kehutanan / perikanau
2. Industri sekunder : pertambangan / konstmksi / rnanufactur.
3. Industri tersier : listrik, gas, air dan uap / transport dan kornunikasi / perdagangan besar dan eceran / keuangan, asuransi dan perumahan / jasa / pemerintahan.
Dalam hal tersebut di atas, persentase orang yang bekerja pada industri primer terhadap seluruh penduduk yang bekerja cenderung menurun, tergantung pada kenaikan jumlah yang bekerja pada industri sekunder dan tersier, sebagai hasil pembangunan ekonomi negara tersebut, dan ini mengakibatkan kekurangan tenaga kerja di daerah pertanian.
Gbr. 1.1 menunjukkan kecenderungan bersejarah ini di Inggris, Jepang dan Korea dan Gbr. 1.2 menunjukkan hubungan imbal balik dimana jumlah orang yang bekerja pada industri primer mendukung perkembangan industri-industri lainnya di Jepang. [al]
Gbr. 1.1. Populasi pekerja di industri primer Gbr. 1.2. Populasi pekerja di Jepang
Karena itu, difusi yang lancar dari mekanisasi usaha tani di bidang pertanian akan menunjang pembangunan semua industri secara seimbang dan bertahap di seluruh negeri dengan mengalirkan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri.
Banyak negara-negara yang berbasis pertanian yang umumnya terdiri dari usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Jika usaha tani ini dimekanisasi dengan mesin-mesin ukuran besar, sulit bagi petani untuk memiliki mesin karena harganya mahal dan sejarah menceritakan, bahwa petani terpaksa atau dihimbau membentuk kelompok tani atau sistem sewa, dimana petani harus tergantung pada pihak ketiga - operator dari setiap mesin - untuk menyelesaikan pekerjaan pertanian yang penting, sementara kebanyakan petani lebih menyukai cara kerja tradisional, bebas, mengacu pada alam dan senang bekerja dan menikmati panen yang mereka lakukan sendiri.
Modernisasi nasional harus didukung oleh pertanian modern yang diperoleh dengan mekanisasi dengan penggunaan secara rasional mesin-mesin ukuran besar, sedang dan kecil, sehingga dapat meningkatkan kemampuan teknis dan produktivitas petani.
Masalah mekanisasi pertanian suatu negara dapat dibandingkan dengan masalah motorisasi angkutan dan lalu lintas negara tersebut. Walaupun kereta api, bus dan truk ukuran besar merupakan transportasi dan lalu lintas massal yang efisien, motor besar dan kecil serta mobil keluarga meningkatkan aktivitas kehidupan sehari-hari dan standar budaya seluruh bangsa.
Traktor roda-2 dan peralatannya dapat dimiliki oleh petani karena harganya murah dan dapat dioperasikan oleh semua anggota keluarga karena sederhana dan mudah dikendalikan. Karena itu petani kecil dengan mudah dapat berpindah dari usaha tani tenaga ternak ke usaha tani mekanis, yang dikelola oleh petani sendiri. Walaupun produktivitas kerja traktor roda-2 lebih rendah dari traktor roda-4, tetapi masih lebih tinggi dibanding produktivitas tenaga ternak, dan petani dapat menikmati kecepatan dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan pertanian dan kerja lebih ringan. Petani juga dapat diyakinkan bahwa hampir semua pekerjaan yang dapat dilakukan dengan tenaga ternak, seperti pengolahan tanah dengan bajak singkal, pengolahan tanah dengan bajak piring, penggaruan dan glebek dapat dikerjakan oleh traktor roda-2, sementara pengetahuan teknis dari usaha tani konvensional mereka masih terus dapat digunakan.
Difusi yang lancar dari mekanisasi usaha tani dengan mesin-mesin ukuran kecil, tidak saja mendorong peningkatan jaringan industri dan dealer mesin-mesin pertanian, tetapi juga akan memperbanyak jumlah orang yang berorientasi mekanis, dan menciptakan suatu dasar untuk perkembangan jenis industri yang lain, yang berarti memajukan seluruh bangsa.
Di dalam bagian tulisan ini dengan seminimal mungkin prinsip-prinsip penting dari traktor roda-4, hanya prinsip-prinsip penting dari traktor roda-2 termasuk peralatannya yang unik yang akan dibicarakan ditinjau dari segi usaha tani kecil padi lahan kering dan padi sawah, termasuk pengetahuan teknik desain dan testing pada pabrik alat dan mesin pertanian.
II. Tipe dan Ketahanan Traktor Roda-2
Traktor roda-2 mempunyai banyak nama : traktor berporos-tunggal, traktor tangan, traktor kebun, traktor jalan, jalan di belakang traktor, traktor pejalan kaki, dsb.
(a) Tipe mini tiller, (b) Tipe traksi, (c) Tipe gerak, (d) Tipe Thai
Gbr. 2.1. Tipe traktor roda-2 (oleh Sakai)
Gbr. 2.1 memperlihatkan beberapa dari traktor di atas. Traktor roda-2 dapat mengerjakan berbagai jenis pekerjaan pertanian dengan bermacam tipe alat yang digandengkan di belakang traktor seperti terlihat pada Gbr. 2.2.1. Alat tersebut disebut peralatan traktor. Traktor roda-2 dengan peralatan pengolah tanah disebut power tiller.
Traktor roda-2 diklasifikasikan sebagai traktor profesional dan traktor hoby. Dari segi ekonomi, semua mesin harus mempunyai kualitas minimal atau cukup untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan pertanian yang penting. Menurut pedoman yang ada mengenai desain dan uji coba oleh pabrik pembuat mesin, ketahanan dan umur mesin dinyatakan sebagai total jam kerja mesin dengan beban penuh.
Dikatakan bahwa ketahanan yang diperlukan untuk mesin-mesin hoby setara dengan 15 sampai 25 jam kerja per tahun, dan total jam kerja sebagai umur mesin di negara-negara maju mungkin kurang dari 150 jam kerja. Ini berdasarkan perkiraan bahwa bagi seorang pekerja kantor biasanya meluangkan waktu kurang dari 2 jam untuk mengoperasikan mesin tersebut setiap akhir pekan, dan kurang dari 8 minggu dalam satu musim, selama musim semi dan musim gugur, dan berlangsung beberapa tahun, sampai 10 tahun umur rata-rata mesin.
Tingkat ketahanan traktor profesional untuk petani kecil yang memiliki tanah satu hektar dengan dua kali tanam setahun diperkirakan setara dengan 200 sampai 250 jam operasi per tahun dengan beban penuh.
Jika traktor tersebut digunakan dalam bentuk kontrak sewa dengan petani pada usaha skala kecil atau digunakan untuk usaha tani skala besar, ketahanannya harus lebih tinggi. Diharapkan traktor tersebut mampu beroperasi 500 sampai 600 jam per tahun. Tingkat ketahanan seperti ini sama dengan 8 sampai 10 jam operasi per hari selama sebulan penuh per musim tanam, dengan dua musim tanam per tahun.
Karena itu total jam kerja dalam uji-ketahanan yang dibutuhkan untuk menentukan umur rnesin paling sedikit 2000 jam, yang berarti membutuhkan uji operasi selama setahun : mesin tersebut harus dihidupkan di pagi hari kerja oleh seorang insinyur-penguji dan harus beroperasi selama 8 jam sehari, termasuk periode pendinginan setelah kerja dan pemeriksaan berkala selama seminggu sampai dua minggu untuk semua elemen dan bagian-bagian mesin setiap 200~300 jam uji operasi.
Karena itu dengan mengetahui kondisi usaha tani dan perilaku petani maka desain dan pengujian dari prototipe mesin dapat dikerjakan lebih teliti dan hati-hati.
Menurut ukurannya, mesin-mesin dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
2.1. Tipe Mini Tiller (2-3 PS, Gbr. 2.1-a)
Ini adalah tipe terkecil dari traktor roda-2. Berbagai jenis pisau-pisau putar dipasang pada poros penggerak sebagai pengganti roda, dan sebuah standar atau drag-stake dipasang pada titik gandeng belakang mesin. Mesin ini digunakan untuk berkebun di sekitar rumah, bukan untuk suatu usaha tani profesional. Mesin ini disebut motor-tiller atau cultivator tanpa roda.
2.2. Tipe Traksi (4-6 PS, Gbr. 2.1-b)
Mesin ini digunakan untuk membajak dengan bajak dan untuk pengangkutan dengan gandengan dan tidak dipakai untuk pengolahan tanah rotari. Traktor ini serba guna dan mempunyai kemampuan yang sangat baik untuk melakukan semua pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan dengan tenaga ternak. Ini diperoleh dengan mengganti pasangannya. (Gbr. 2.2.1) Mesin ini dapat menggantikan dan mengungguli terrnak tarik dan disebut power cultivator.
Berat kering mesin dengan ban standar tanpa peralatan atau beban tambahan hanya sekitar 100-140 kgf. Mesin ini mempunyai tenaga yang cukup untuk menarik sebuah bajak dan memiberikan kinerja yang baik pada berbagai pekerjaan, asalkan beban kerja tersebut tidak terlalu berat. Tingkat pengetahuan ilmiah dan teknik yang tinggi diperlukan untuk dapat membuat mesin sejenis ini. Biasanya, motor berpendingin udara aliran paksa ditempelkan pada traktor ini sehingga ukuran traktor lebih kecil dan ringan.
Gbr. 2.2.1. Traktor roda-2 tipe trasi dan peralatannya (Sakai)
Dikatakan bahwa sebanyak 50 jenis peralatan untuk sebuah traktor tipe traksi harus dibuat untuk memeuuhi kebutuhan pasar yang beragam. IRRI tiller pada tahun 70-an adalah model percobaan dari traktor tipe ini
2.3. Tipe Ganda (5-7 PS)
Tipe ini berukuran sedang, berada di antara tipe traksi dan tipe gerak. Traktor dapat melakukan pembajakan dan menggunakan bajak rotari dengan lebar lintasan yang sempit. Walaupun kinerja pembajakan lebih rendah dibanding dengan tipe gerak, kinerja multigunanya lebih baik.
2.4. Tipe Gerak (7-14 PS, Gbr. 2.1-c)
Mesin ini mengolah tanah dengan menyalurkan tenaga traktor secara mekanis pada alat pengolah tanah yang dipasang di belakang kedua roda traktor. Ini adalah mesin khusus untuk mengolah tanah. Traktor roda-2 yaug dilengkapi dengan alat pengolah tanah rotari disebut rotary power tiller.
Rotary power tiller melakukan pemotongan tanah dan penggaruan pada sekali lintasan, sehingga petani menikmati mudahnya pengolahan tanah dibanding dengan tenaga ternak menarik bajak. Akan tetapi kinerja multigunanya rendah karena ukurannya besar dan berat. Berat traktor bersama alat pengolah tanah rotari adalah 300-400 kg gaya.
Perlu diingat bahwa pendirian pabrik untuk memproduksi pisau-pisau tiller secara massal, yang memang diperlukan dalam pemakaian normal, bukan tidak penting, demi suksesnya pengolahan tanah dengan bajak rotari.
Dalam tahun 1950-an dan 1960-an, di Jepang, mesin ini dilengkapi dengan motor berkekuatan 9-14 PS, mengolah tanah dengan lebar potongan 60-65 cm. Akan tetapi, dengan peningkatan efisiensi alat pengolah tanah rotari, untuk mengolah tanah selebar 60 cm, cukup menggunakan motor 7-10 PS, dan mesin tua yang berat ini menghilang dari pasar. Petani beralih dari mesin tua ke rotary power tiller yang baru atau mulai berpindah dari traktor roda-2 ke traktor mini roda-4 dengan motor 10-15 PS yang diproduksi pada tahun 1970-an untuk mengolah tanah dengan pisau rotari dengan lebar olah lebih dari 100 cm.
Ada beberapa alat peiigolahan tanah yang lain, seperti crank-tiller, gyro-tiller, hoe-tiller dan sebagainya yang digandengkan dengan traktor roda-2 di Jepang, pada tahun 1950-an dan 1960-an. Akan tetapi semua alat-alat tersebut telah lenyap dari pasar.
2.5. Tipe Thai (8-12 PS, Gbr. 2.1-d)
Ini adalah mesin dengan struktur sederhana yang dibuat secara lokal menggunakan motor diesel dengan pendinginan air, batang kendalinya lebih panjang, dan lebih berat dari traktor roda-2 tipe traksi yang biasa. Berat mesin dengan roda sangkar adalah 350-450 kg gaya, yang kuat untuk membajak dan menarik trailer, akan tetapi kemampuan multigunanya sangat terbatas.
Produksi tahunan traktor roda-2 yang dikembangkan dan dibuat secara lokal dalam tahun 1990-an berkisar 70.000-80.000 unit, dan mereka mengatakan ada lebih dari satu juta unit dalam tahun 1995.
III. Kecenderungan Difusi Traktor Roda-2
Tabel 1 menunjukkan total unit traktor roda-2 di negara-negara anggota RNAM dalam tahun 1990 :
Tabel 1. Kecenderungan Difusi (data RNAM)*
Bangladesh | 10,000 | P. R. China | 6,533,600 | |
India | 90,000 | Philipina | 32,226 | |
Indonesia | 16,804 | Korea Selatan | 739,098 | |
Isl. R. Iran | 65,000 | Srilanka | 24,000 | |
Nepal | 1,000 | Thailand | 582,753 | |
Pakistan | 4,800 |
Dalam tahun 1990 ada 2,185,000 unit traktor roda-2 di Jepang. [c-1] Walaupun ada banyak laporan statistik traktor kecil, traktor kebun, motor tillers dsb, tersedia di berbagai organisasi internasional atau di masing-masing negara, tetapi jumlah traktor roda-2 yang ada, tidak pernah dilaporkan secara jelas.
IV. Prinsip-Prinsip Mekanisme dan Mekanik
Traktor roda-2 terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut (Gbr. 4.1): (1) Motor, (2) dudukan motor dengan titik gandeng, (3) rumah gigi transmisi termasuk kopling master dan titik gandeng belakang, (4) stir dengan beberapa tuas kontrol, dan (5) roda.
Gbr. 4.1. Komponen Utama
4.1. Motor
Sebuah motor bakar kecil ditempelkan pada traktor. Sebuah motor bakar bensin, satu silinder, 2-tak atau 4-tak, dengan pendinginan udara aliran paksa, ditempelkan pada traktor, yang membuat traktor tersebut menjadi relatif ringan. Sebuah motor diesel, satu silinder dengan pendinginan air ditempelkan pada sebuah traktor roda-2 yang berat. Gbr. 4.1.1 memperlihatkan contoh-contoh motor tersebut. Gbr. 4.1.2 menunjukkan kurva kinerja motor yang sebenarnya [el], yang diukur dan digunakan oleh para peneliti dan insinyur. Kurva kinerja keluaran dalam katalog dimodifikasi menjadi sangat sederhana dibanding dengan titik-titik yang ada pada kurva, untuk motor-motor yang baru.
Ada beberapa model motor diesel yang kecil dengan pendinginan air aliran paksa, yang digunakan pada traktor roda-2. Akan tetapi, teknologi tinggi diperlukan untuk dapat membuat motor jenis ini sehiiigga hanya sedikit negara yang memproduksinya.
Gambar 4.1.1. Motor bakar internal Gambar 4.1.2. Kurva kinerja motor bakar
4.1.1. Poros keluaran
Arah putaran dari poros keluaran suatu motor industrial harus berlawanan deugan arah jarum jam dilihat dari arah seorang petani menghadap motor, menurut standar industrial. Arah mendudukkan motor pada traktor roda-2 terutama motor diesel yang berat harus sedemikian rupa, sehingga mesin harus tetap stabil sewaktu petani menghidupkan mesin motor dengan engkol.
4.1.2. Keluaran tenaga dari motor
Dalam menyatakan keluaran-motor. dalam tahun-tahun belakangan ini dianjurkan memakai unit S. I. yaitu Watt atau Kilo-Watt. Akan tetapi, unit konvensional seperti "Horse Power", kilogram - meter per detik, dsb., masih tetap populer terutama di perusahan-perusahan manufacturing dan nilai ilmiah dari horse power menurut definisi tradisional dari standar industrial atau teknik dari masing-masing negara. Lagi pula pernyataan untuk horse power tradisional di dalam unit Watt berubah sedikit, tergantung negara bersangkutan. Ini menggambarkan sejarah perkembangan manusia. Mereka adalah HP, PS dan KW, sebagai berikut:
1 HP dalam unit sistem Inggris:
550 ft-lb/det = 76.0402 kg. gaya. m/det.
Jadi: 1 Ib (unit sistem Inggris) menyatakan gaya gravitasi yang bekerja pada rnassa seberat 0.453592 kg.gaya,
ft (unit sistem Inggris) = yard/3 = 0.914399 /3 = 0.304799 m
W = HP.G = 745.6996 = 746 Watt = 0.76 kW
Jadi: G = 9.80665 m/det2 sebagai standar Internasional.
1 PS, Pferdestarke : horsepower di Jernan DIN, Japan-JIS, dsb. disebut metric horsepower
75 kgf-m/det (f berarti gaya gravitasi).
W = PS.G = 735.4987 = 736 Watt = 0.74 kW
maka "PS = HP" dalam desain dan test
Akan tetapi, metoda pengukuran tenaga dan motor bakar bensin menurut standar industri atau teknik yang sekarang berlaku, berbeda-beda tergantung pada masing-masing negara.
Misalnya, standar SAE di Amerika Serikat, mengharuskan pengukuran dua macam keluaran motor, "keluaran tenaga kotor" dari motor saja dan "keluaran tenaga bersih" dari motor beserta perlengkapannya. (SAE J1995, J1349) Yang pertama diukur dimana motor tanpa menggunakan perlengkapan dan assesory seperti knalpot, saringan udara, dsb. Sedang yang terakhir diukur pada motor dengan perlengkapan penuh, dan kedua data tersebut dikoreksi, terhadap apa yang diharapkan pada standar tekanan atmosfer dan kondisi suhu yang diharapkan. Beberapa perusahaan memuat keluaran tenaga kotor pada katalog mereka.
Sernentara JIS di Jepang (JIS B 8017, 8018) dan DIN di Jerman, meminta agar pengukuran dilakukan pada motor dengan perlengkapan terpasang dan data dikoreksi pada keadaan atmosfer standar di Jepang dan Jerman. Dan semua perusahaan di kedua negara ini memuat keluaran tenaga dalam katalog mereka dengan perlengkapan motor terpasang lengkap.
Disamping itu, di setiap perusahaan, cara menentukan besaran pada katalog tenaga motor, di mana seharusnya besaran tersebut didasarkan pada banyak titik-titik di dalam data pengujian (lihat Gbr. 4.1.2) pada banyak motor dan model baru yang sama, mungkin berbeda antara satu dengan lain perusahaan.
Karena itu dalam kenyataannya, dapat terjadi bahwa motor dengan tenaga yaug sama dari katalog tenaga, PS atau HP, dari negara yang berbeda, akan menghasilkan besarnya tenaga yang berbeda ketika dioperasikan di lapang, dan bedanya dapat mencapai 20 %.
Tenaga keluaran dari motor atau traktor untuk tujuan ekspor dapat juga dibuat berdasarkan standar teknik yang berlaku di negara pengimpor. Data statistik di banyak negara harus dimengerti dalam hubungannya dengan pengetahuan tentang PS, HP atau kW. Nilai pengukuran tenaga dan motor diesel industri yang kecil juga mempunyai perbedaan-perbedaan praktis di dalam menggunakan standar industri/teknik.
4.1.3. Perhitungan gaya untuk keluaran motor
Gaya penggerak P (kg- gaya atau N), yang dihasilkan pada jari-jari efektif r (m), dari pulley keluaran dan digerakkan oleh keluaran Ne (PS = HP) dari motor diperoleh dengan persamaan berikut seperti terlihat pada Gbr. 4.1.3, menunjukkan sejarah timbulnya pernyataan satu daya kuda sebagai contoh :
Gbr. 4.1.3. Pernyataan satu daya kuda
P = 60.75 Ne/(2pr n) [kg.gaya] (el)
\ Ne = PV/75, V = 2prn/60
P = 716.2 Ne/(n r) [kg.gaya] (e2)
P = 7023.5 Ne/(nr) [N] (e3)
dimana n adalah jumlah putaran poros per menit.
Gaya penggerak tangensial P yang bekerja pada lingkaran dengan jari-jari efektif r (m) dari setiap bagian yang berputar seperti sebuah poros, roller bearing, gigi, bahkan roda dsb., dapat diperoleh dengan jalan perkalian harga P yang diperoleh dari penggunaan persamaan (el, e2, e3), dengan efisiensi transmisi tenaga h (1.0 berarti 100 %) dari motor sampai ke unit yang digerakkan.
4.2. Susunan dudukan motor
Umumnya dudukan motor dibaut kencang dengan rumah gigi dan seluruhnya didukung oleh standar depan tipe lipat yang ditempatkan di ujung depan dudukan motor. Akan aman dan mudah bagi petani, jika dia mampu mengoperasikan standar depan sambil memegang batang kendali terutama sewaktu memasang atau melepas peralatan di belakang traktor roda-2.
Ketika traktor roda-2 dengan peralatan pengolahan tanah terpasang di belakangnya ditempatkan di atas tanah yang datar, dapat ditentukan besarnya sudut elavasi a° di depan dudukan motor (Gbr. 2.1-b dan c). Agar operasi traktor-traktor di petakan yang sempit lancar, sudut a harus sebesar mungkin, lebih dari 30°, jika mungkin 40°, untuk menghindari kerusakan galengan sawah, atau kerusakan pada tanaman di lahan kering.
4.3. Susunan gagang kendali
Pada gagang kendali terdapat beberapa tuas untuk mengoperasikan kopling master, rem parkir, mekanisme pindah gigi, kopling kendali dan governor motor dari masing-rnasing tuas ini harus dipasang pada posisi yang tepat.
Jika kendali traktor dengan peralatannya terasa nyaman atau cocok digunakan sewaktu berjalan di jalan yang rata, maka sewaktu pengemudi mengoperasikan di lapangan/ lahan/ sawah, terutama ketika mengolah tanah, ia akan cepat merasa lelah karena batang kendali terlalu rendah sebab ada penetrasi alat ke dalam tanah. Tinggi dan lebar batang kemudi harus dalam bentuk dan spesifikasi yang optimum, sehingga nyaman bagi petani sewaktu operasi di lapang.
4.4. Mekanisme penyaluran tenaga
Mekanisme penyaluran tenaga terdiri dari kopling master pada poros masukan, mekanisme poros PTO, mekanisme perpindahan gigi, rem parkir dan penggerak reduksi akhir yang rnenggunakan gigi, atau suatu sprocket dan rantai. Penggerak akhir mencakup satu set kopling kendali dan poros-poros penggerak yang biasanya berbentuk hexagon.
4.4.1. Ukuran mekanisme penyalur tenaga
Ukuran seluruh mekanisme penyalur tenaga, didesain berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut: untuk menyalurkan sejumlah tenaga tertentu komponen-komponen seperti kopling dan gigi akan menerima torsi dan gaya yang besarya berbanding terbalik dengan besarnya kecepatan rotasl (lihat persamaan (e2) dan (e3)). Karena itu untuk dapat membuat struktur yang kecil dan ekonomis, separuh bagian pertama dari mekanisme transmisi, termasuk mekanisme gigi "multi nisbah", harus beroperasi dengan perbandingan reduksi yang rendah pada kecepatan rotasi yang tinggi, tetapi harus dalam batas-batas putaran rotasi yang tidak berisik. Akan tetapi pertimbangan lain masih diperlukan agar dapat mendistribusikan perbandingan reduksi total kepada semua gigi secara tepat, sebab perbandingan reduksi yang terlalu besar pada penggerak akhir akan menyebabkan ground clearance traktor berkurang karena diameter yang berlebihan dari gigi akhir atau sprocket.
4.4.2. Kopling master
Sebuah kopling master dipasang pada poros masukan dari mekanisme gigi multi-nisbah di dalam rumah gigi. Tujuan dari kopling master adalah tenaga yang disalurkan tanpa kejutan dan dilepaskan dengan cepat dari seluruh bagian mesin. Kopling master dapat dikatagorikan menjadi beberapa tipe :
1. Kopling sabuk : tipe tegangan idler, tipe tegangan motor, seperti terlihat pada Gbr. 4.4.1.
2. Kopling piringan : tunggal, ganda, dan tipe banyak piring (semua terdiri dari tipe kering).
3. Kopling kerucut : kapasitas kopling besar, mudah diproduksi, tetapi besar dan berat karena komponen-komponen besi tuang.
4. Kopling sentrifugal: mudah digerakkan, tetapi perlu hati-hati memilih kecepatan rotasi dan kapasitas torsi yang optimum untuk sentuhan pertama pada saat kopling disatukan atau tuas kopling dilepas.
Gbr. 4.4.1. Kopling tegangan belt
4.4.3. Kapasitas torsi dari kopling
Kapasitas torsi yang diperlukan untuk master kopling traktor harus ditentukan berdasarkan beban yang diberikan oleh kerja di lapang kepada komponen-komponen mesin. Fluktuasi yang paling besar dari kejutan beban mungkin akan diperoleh pada pengolahan tanah liat yang kering dan keras dengan menggunakan bajak rotari, sementara penggunaan bajak singkal atau menarik trailer, fluktuasi beban tidak terlalu besar. Kapasitas torsi agar kopliiig beruinur panjang adalah sebagai berikut:
torsi motor minimum x 1.5-2 : untuk pekerjaan menarik
torsi motor maksimum x 2-3 : uatuk bajak rotari
4.4.4. Gigi-gigi multi-nisbah dan kecepatan maju
Petani menghendaki dua kisaran maju. Satu kisaran sesuai dengan kecepatan jalan manusia untuk pekerjaan-pekerjaan pertanian. Yang lainnya, kecepatan yang dibutuhkan untuk transportasi menggunakan trailer. Tabel 2 menunjukkan kisaran kecepatan traktor roda-2 untuk operasi atau pekerjaan-pekerjaan pokok usaha tani:
Tabel 2. Kecepatan maju traktor roda-2
Kecepeatan (cm/dt) | Kecepatan (km/jam) | |
Pengolahan tanah dengan rotari | 25 – 50 | 0.9 – 1.8 |
Berbagai kerja lapang* | 50 – 70 | 1.8 – 2.5 |
Membajak tanah | 70 – 120 | 2.5 – 4.3 |
Trasportasi ** | 15; 20; 30 |
Catatan: * melumpur, menyiang, menanam, membabat, dsb.
** Undang-undang lalulintas menentuka batas kecepatan legal. Kecepatan maksimum mungkin ditentukan oleh kebiasaan lokal
http://video.google.com/videoplay?docid=6779772225510919298&q=hand+tractor&total=105&start=0&num=10&so=0&type=search&plindex=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar