A. Tahapan Penelitian
Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis, dan menempuh langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian di bidang apapun pada umumnya langkah-langkah itu mempunyai kesamaan, walaupun dalam beberapa hal sering terjadi pelaksanaanya dimodifikasi oleh peneliti yang bersangkutan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Adapun secara garis besar fase-fase atau langkah-langkah penelitian dapat dipilah menjadi tiga fase yaitu fase perencanaan, fase pelaksanaan, dan fase laporan.
Pada fase perencanaan, penelitian akan diawali dengan kegiatan merumuskan masalah secara operasional dan membuat pembatasannya yaitu untuk menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti. Setelah merumuskan masalah penelitian, kegiatan selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan (preliminary study), merumuskan hipotesis, menentukan sampel penelitian, merumuskan rancangan penelitian, dan menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.
Fase pelaksanaan penelitian meliputi: pengumpulan data, pengolahan dan analalisis data. Kegiatan pengumpulan data didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam rancangan penelitian. Kegiatan ini erat kaitannya dengan metode penelitian yang digunakan seperti metode deskriptif, eksperimental, dan atau lainnya. Adapun pengolahan atau analisis data tergantung pada data yang terkumpul. Jika data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif atau berbentuk angka-angka maka dapat digunakan analisis statistika sebelum menarik kesimpulan atau jika berbentuk kualitatif dapat langsung dianalisis sesuai hasil temuan lapangan.
Fase pelaporan adalah melakukan publikasi. Bentuk dan sistematika laporan penelitian dapat berupa artikel ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, atau laporan pada umumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian.
Arikunto (2002; 20) membagi langkah penelitian lebih rinci lagi yaitu sebagai berikut: (1) memilih masalah, (2) studi pendahuluan, (3) merumuskan masalah, (4) merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis, (5) memilih pendekatan, (6) menentukan variabel dan sumber data, (7) menentukan dan menyusun instrumen, (8) mengumpulkan data, (9) analisis data, (10) menarik kesimpulan, (11) menulis laporan.
Berdasarkan pendapat di atas, di bawah ini ditampilkan pembagian fase-fase penelitian yaitu:
Fase proses penelitian 1. menentukan sumber data 2. menyusun instrumen 3. valdasi instrumen 4. mengumpulkan data
Gambar 2.1. Pembagian Fase Penelitian
Makalah ini akan memfokuskan diri pada pembahasan proses penelitian yaitu menentukan sumber data, menentukan dan menyusun instrumen, validasi instrumen, dan mengumpulkan data. Oleh karena merupakan bagian pelaksanaan
B. Sumber Data
Kegiatan awal dalam fase proses penelitian adalah menentukan sumber data. Data dalam sebuah penelitian, merupakan bahan pokok yang dapat diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah penelitian. Data penelitian yang ada di lapangan jumlahnya sangat banyak, sebanyak masalah yang sedang dihadapi. Namun oleh karena penelitian itu memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya maka tidak semua data yang tersedia sesuai dengan masalah penelitian. Oleh karena itu peneliti seharusnya memiliki ketajaman rasional dalam memilih dan menentukan data yang akan diambil atau dikumpulkan. Agar data yang akan diambil sesuai dengan kebutuhan penelitian maka terlebih dulu harus dipilih dan ditentukan sumber datanya.
Untuk dapat menentukan sumber data penelitian, sebaiknya Anda membedakan tiga istilah yang berkaitan yaitu objek penelitian, subjek penelitian, dan sumber data penelitian. Objek penelitian pada dasarnya merupakan variabel yang dikaji. Objek penelitian dapat melekat sebagai data penelitian yang dapat disadap dari subjek penelitian (responden). Selain dapat disadap dari subjek penelitian dapat pula diambil dari sumber data lainnya seperti dari dokumen, pendapat orang yang mengetahui tentang objek penelitian, dan pihak-pihak terkait lainnya. Dengan demikian, sumber data bersifat umum yang memiliki informasi tentang objek penelitian. Boleh juga dikatakan bahwa subjek penelitian adalah sumber data tetapi tidak semua sumber data merupakan subjek penelitian karena bisa jadi sumber data di tempat lain lebih lengkap dan lebih akurat.
Contohnya penelitian tentang suatu metode pembelajaran bidang studi X. Objek penelitiannya adalah metode pembelajaran bidang studi X, subjek penelitiannya adalah guru yang mengajar bidang studi X, sedangkan sumber datanya adalah semua pihak yang terkait. Bisa jadi guru itu sendiri (yang sekaligus sebagai subjek penelitian) maupun dari kepala sekolah yang mengetahui kinerja atau cara mengajar guru tersebut.
Suharsimi (2002) menyebutkan tiga klasifikasi sumber data yang disingkat dengan 3 p dalam Bahasa Inggris, yaitu p = person, p = place, dan p = paper. Person adalah sumber data berupa orang yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan. Dari person dapat diperoleh datanya melalui teknik wawancara atau jawaban tertulis dan angket. Place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Keadaan diam misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna, dan lain-lain. Sedangkan keadaan bergerak ditunjukan oleh aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tarian, sajian sinetron, kegiatan belajar mengajar, dan lain sebagainya. Untuk memperoleh data dari place dapat diperoleh melalui metode observasi. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Wujud sumber data ini terdapat dalam media komunikasi, seperti di jaman dulu terdapat pada batu, kayu, tulang, daun lontar, dan sebagainya. Di jaman sekarang data dapat dibaca dari media kertas, film, hardisk komputer, maupun CD.
Person, place, dan paper adalah sumber data yang kedudukannya dapat merangkap sebagai subjek penelitian. Apa yang diucapkan oleh seseorang sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti berkedudukan sebagai objek penelitian, sedangkan orang atau responden adalah subjeknya. Begitu juga dengan observasi yang dilakukan pada seorang guru, segala tindakan dan perilaku guru ketika mengajar adalah objek penelitian, sedangkan guru sendiri merupakan subjek penelitian.
Pada kasus place, misalnya ruangan kelas dan segala hal yang melekat pada ruangan tersebut seperti bentuk, luas, sirkulasi udara, pencahayaan, dan kondisi lainnya adalah objek penelitian. Ruangan kelas itu sendiri dapat diidentikkan sebagai subjek dari penelitian.
Sebelum memilih dan menentukan sumber data dalam proses penelitian, terlebih dahulu harus mengetahui sumber data kaitannya dengan seluruh atau sebagian sumber data. Apabila penelitian melibatkan seluruh data yang diteliti disebut penelitian populasi, sedangkan jika hanya sebagian data yang mewakili populasi disebut penelitian sampel. Dan jika hanya memilih data tertentu saja dikenal dengan istilah penelitian kasus (Suharsimi, 2002). Untuk lebih jelasnya ikuti penjelasan berikut:
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian yang dilakukan seseorang yang ingin meneliti semua elemen dalam wilayah penelitian dinamakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi sensus. Sumber data dalam penelitian populasi mencakup semua anggota subjek, misalnya: semua guru geografi yang tergabung dalam MGMP, semua buku sejarah Indonesia yang diterbitkan pada periode kepemimpinan orde baru, semua murid taman kanak-kanak pada yang berusia 4 tahun, semua media pembelajaran matematika yang sesuai untuk anak usia dini, dan sebagainya.
Penelitian populasi pada dasarnya adalah penelitian yang dapat dilakukan pada jumlah yang terhingga. Objek pada populasi yang diteliti akan dianalisis dan hasilnya dapat disimpulkan. Kesimpulan yang diperoleh itu berlaku untuk seluruh populasi. Sebagai contoh: suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas kinerja guru-guru geografi yang tergabung dalam MGMP di satu wilayah kecamatan. Objek yang diteliti adalah kinerja guru, data yang diperoleh kemudian dianalisis dan hasilnya disimpulkan. Kesimpulannya adalah kinerja guru yang efektif dan tidak efektif untuk kemajuan belajar siswa. Kesimpulan yang didapat berlaku bagi seluruh guru yang tergabung dalam populasi. Secara singkat, alur penelitian populasi ini dapat dilihat dalam bagan berikut:
Gambar 2.2. Alur Penelitian Populasi
Jumlah populasi ada juga yang ”tak hingga” dengan subjek yang sangat banyak. Penelitian populasi model ini akan menemui kesulitan dalam mendapatkan data yang dibutuhkan. Oleh karena itu perlu pembatasan agar sumber data yang diperlukan mudah didapatkan. Sebagai contoh: pada penelitian dengan populasi media, jangan seluruh media diteliti. Batasilah populasinya oleh media alam yang terdapat di lingkungan sekolah saja. Kelak hasil penelitiannya akan dapat disimpulkan, yaitu hanya media alam yang ada di lingkungan sekolah dan tidak akan meluas kepada media lainnya. Walaupun pengertian populasi adalah seluruh sumber data, tetapi dalam penelitian penelitian populasi tetap harus dibatasi.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penelitian yang dilakukan hanya menggunakan sebagian atau wakil dari populasi. Nama jenis penelitiannya dinamakan penelitian sampel. Maksud dari penelitian sampel adalah pendekatan penelitian dengan cara menggeneralisasikan hasil penelitiannya, artinya kesimpulan penelitian diangkat dan atau ditarik sebagai suatu yang berlaku untuk seluruh populasi. Berikut ini gambaran tentang proses penelitian sampel yang hasilnya bersifat generalisasi bagi seluruh populasi.
Gambar 2: Bagan alur penelitian sampel (Suharsimi, 2002)
Sebagai contoh dapat kita ambil penelitian tentang siswa yang terkena busung lapar. Populasinya adalah seluruh anak yang diduga terkena busung lapar, diambil sampelnya dari setiap kelas misalnya masing-masing hanya 2 orang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat beberapa siswa yang terkena busung lapar. Dalam penelitian ini, walaupun sampelnya hanya 2 orang dari masing-masing kelas tetapi hasil penelitiannya berlaku untuk semua siswa yang terkena penyakit busung lapar.
Contoh lain, apabila kita ingin mengetahui pengaruh privat terhadap prestasi siswa di sekolah. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi siswa-siswi yang mengikuti privat di luar jam sekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti privat memiliki prestasi diatas rata-rata, ini berarti dapat digeneralisasi untuk semua populasi bahwa siswa yang mengikuti privat pasti memiliki prestasi yang bagus walaupun siswa tersebut tidak pernah dijadikan sampel penelitian.
Mengingat hasil penelitian sampel dapat digeneralisasi untuk seluruh populasi, maka syarat penelitian sampel adalah keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasi tidak homogen, maka kesimpulannya tidak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi atau hasilnya tidak boleh digeneralisasikan.
Antara penelitian populasi dan penelitian sampel terkandung sisi keuntungan dan kekurangannya. Keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan sampel adalah: 1) subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi, 2) lebih efisien dalam penggunaan uang, waktu, dan tenaga. Sisi kekurangan dari penelitian populasi adalah 1) apabila populasi terlalu besar, dikhawatirkan ada yang terlewati, 2) penelitian populasi terkadang menimbulkan desktruktif yaitu merusak. 3) ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena satu dan lain hal, misalnya pencatatan tidak detail dan tidak teliti karena petugas pencatat kelelahan akibat subjek yang terlalu banyak. 4) terdapat beberapa kondisi yang tidak memungkinkan semua populasi dapat diteliti, contohnya dengan biaya dan waktu yang terbatas tidak mungkin semua guru dalam satu wilayah kabupaten dapat dijadikan responden, solusinya adalah cukup dengan beberapa orang guru dari setiap kecamatan sebagai sampel penelitian.
Ada hal yang harus diperhatikan setelah menentukan sampel, yaitu cara atau teknik pengambilannya. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa agar diperoleh sampel yang benar-benar menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Terdapat beberapa cara pengambilan sampel penelitian yaitu: a) sampel random, atau sampel acak, sampel campur, b) sampel berstrata atau stratified sample, c) sampel wilayah atau area probability sample, d) sampel proporsi atau proportional sample, atau sampel imbangan, e) Sampel bertujuan atau purposive sample, f) Sampel kuota atau quota sample, g) Sampel kelompok atau cluster sample, h) Sampel kembar atau double sample.
Sampel acak atau random adalah sampel yang diambil secara acak, dengan asumsi bahwa populasi memiliki kesamaan tanpa ada salah satu anggotanya yang bersifat istimewa. Jumlah sampel yang diambil ditentukan berdasarkan kemampuan peneliti dilihat dan waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, dan besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Penentuan jumlah sampel yang dianggap lebih akurat adalah dengan menggunakan rumus-rumus penentuan besarnya sampel sebagai berikut:
1. Rumus Jacob Cohen
L
N = ----- + u + 1
f2
dengan keterangan:
N = ukuran sampel
f2 = effect size
u = banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = fungsi power dari u, diperoleh dari tabel, t.s 1%
Power (p) = 0,95 dan effect size (f2) = 0,1
Harga L tabel dengan t.s. 1% power 0,95 dan u = 5 adalah 19,76
Maka dengan rumus tersebut diperoleh:
19,76
N = --------- + 5 + 1 = 203,6 dibulatkan 204
0,1
2. Rumus proporsi dari Issac & Michael:
X2 NP (1 – P)
S = -----------------------------------
d2 (N – 1) + X2 P (1 – P)
dimana:
S = ukuran sampel
N = ukuran populasi
P = proporsi dalam populasi
d = ketelitian (error)
X2 = harga tabel Chi-kuadrat untuk ∞ tertentu
Setelah jumlah sampel dapat ditentukan, langkah selanjutnya adalah memilih anggota sampel. Ada beberapa cara mudah untuk memilih anggota sampel yaitu:
1) dengan undian, setiap populasi ditulis namanya dalam secarik kertas kecil kemudian di gulung, peneliti mengundi semua kertas dengan cara memilih sebagian dari kertas sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan.
2) dengan ordinal (tingkatan sama), contoh: terdapat sebanyak 1000 populasi yang telah diberi nomor urut, jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 200. Selanjutnya dibuat 5 gulungan kertas dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5. dengan asumsi bahwa besarnya sampel adalah seperlima dari jumlah populasi. Ambillah satu gulungan kertas lalu buka, apabila pada kertas tersebut tertera angka 2, maka pemilihan sampel jatuh pada angka 2 yang selanjutnya melompat setiap 5 subjek yaitu ke nomor 7, 12, 17, 22, dan seterusnya. Seandainya sampai nomor ordinal terakhir belum diperoleh 200 subjek, pemilihan dilakukan kembali ke atas.
3) menggunakan tabel bilangan random. Tabel ini biasanya terdapat dalam buku-buku statistik pada bagian halaman belakang, isinya memuat angka-angka yang disusun secara acak. Peneliti tinggal memilih angka-angka menurut baris dan kolom seperti contoh berikut:
a. jatuhkan ujung pensil ke salah satu nomor baris,
b. jatuhkan lagi ujung pensil kedua untuk menemukan nomor kolom. Pertemuan antara baris dan kolom menghasilkan nomor subjek ke-1,
c. bergeraklah dari nomor tersebut 2 langkah ke kanan, kemudian temukan nomor subjek ke-2,
d. bergeraklah ke bawah 5 langkah, temukan nomor subjek ke-3,
e. bergeraklah ke kiri 2 langkah, temukan nomor subjek ke-4,
f. demikian seterusnya sampai diperoleh jumlah subjek yang dikehendaki.
Jenis sampel berikutnya adalah sampel berstrata atau stratified sample, sampel ini diberlakukan pada populasi yang terbagi atas tingkat-tingkat atau strata, dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel. Misalnya sampel yang dipilih berdasarkan usia, tingkat pendidikan, pendapatan, dll.
Sampel wilayah atau area probability sample, berlaku bagi populasi yang memiliki ciri berbeda antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Cara pengerjaannya adalah dengan mengambil wakil dan setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Contohnya, dalam meneliti tingkat indeks pendidikan di satu wilayah provinsi, sampel dari tiap kabupaten harus diambil agar hasil penelitian mencerminkan tingkat indeks pendidikan di provinsi tersebut.
Sampel proporsi atau proportional sample, merupakan sampel imbangan yang dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Jumlah sampel yang diambil ditentukan berdasarkan rasio dari jumlah setiap populasi yang tergabung dalam tingkatan atau berada pada tiap wilayah. Sebagai contoh, untuk menentukan jumlah sampel peserta didik tingkat SD di sebuah kabupaten, maka besarnya sampel ditentukan berdasarkan proporsi jumlah siswa SD di setiap kecamatan, bagi satu kecamatan yang jumlah siswanya lebih banyak dari jumlah siswa di kecamatan lain, sudah barang tentu jumlah sampelnya pun lebih banyak, begitu juga sebaliknya. Apabila teknik sampel proporsi ini digunakan maka sebenarnya terdapat teknik lain yang turut digunakan juga yaitu teknik strata dan teknik acak sehingga lazim disebut stratifield proportional random sampling.
Sampel bertujuan atau purposive sample, adalah pengambilan sampel yang ditentukan berdasarkan tujuan tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan sampel adalah:
a. Terdapat ciri-ciri, sifat-sifat, atau karakteristik tertentu yang menjadi identitas populasi.
b. Sampel adalah benar-benar key subjects yaitu subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi
c. Cermat dalam menentukan karakteristik populasi
Berikutnya adalah pengambilan sampel yang sangat mudah dilakukan, yaitu sampel kuota atau quota sample. Penentuan sampel dengan cara ini hanya berdasarkan jumlah yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam mengumpulkan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut, yang penting masih dalam satu populasi.
Sampel kelompok atau cluster sample, adalah cara pengambilan sampel berdasarkan kelompok-kelompok tertentu tetapi tidak bersifat strata atau tingkatan kelas. Hal ini disebabkan oleh adanya pengelompokkan di dalam masyarakat seperti kelompok suku bangsa, kelompok agama, jenis pekerjaan, status sekolah, dan sebagainya.
Pengambilan sampel yang terakhir dapat dilakukan dengan menggunakan cara sampel kembar atau double sample. Sampel kembar adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama. Biasanya sampel pertama jumlahnya sangat besar sedangkan sampel kedua jumlahnya sedikit karena hanya digunakan untuk mengecek saja.
Demikian cara-cara pengambilan sumber data yang terdapat dalam penelitian sampel. Cara yang telah dipaparkan di atas merupakan upaya untuk mendapatkan sampel yang benar-benar representatif, karena hasil penelitian sampel berlaku bagi seluruh populasi.
3. Studi Kasus
Terdapat perbedaan yang sangat jelas antara penelitian populasi dan penelitian sampel dengan penelitian kasus. Pada penelitian populasi maupun penelitian sampel, sumber data yang digunakan bisa dalam jumlah yang sangat banyak dan mencakup wilayah yang luas, tetapi dalam penelitian kasus, sumber data tidak banyak, cakupan wilayahnyapun sempit, tetapi penelitian dilakukan lebih intensif dan mendalam. Disamping itu hasil penelitian populasi berlaku bagi populasi, hasil penelitian sampel bersifat generalisasi sehingga berlaku bagi seluruh populasi, tetapi hasil penelitian kasus hanya berlaku bagi kasus itu sendiri.
Dengan demikian, dalam menentukan sumber data bagi studi kasus sangatlah mudah, karena sumber datanya sangat terbatas yaitu pelaku kasus atau wilayah yang terkena kasus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar