Sabtu, 05 November 2011

Kebiasaan ULAR

Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu.
Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.
Untuk menghangatkan tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali perlu berjemur (basking) di bawah sinar matahari.
Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.
Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak. Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.
Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (parthenogenesis).

clip_image002Saat ular makan, rahangnya melebar sesuai dengan ukuran mangsanya. Foto: arkive.org

Jadi begini. Ular adalah hewan reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ia menelan mangsanya secara keseluruhan. Makanan yang dimangsanya itu nggak dikunyah dan masuk melalui mulutnya yang memiliki rahang yang sangat bisa disesuaikan dengan jenis makanannya.

Beberapa jenis ular, memiliki gigi yang terdapat di mulut. Tapi, gigi itu tidak berfungsi untuk mengunyah, melainkan untuk mencengkram dan untuk lancar menelan mangsanya. Biasanya, ular memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dulu, lho!

clip_image004

Ular makan mangsanya dengan melilitnya. Foto: dok.kingfisher publication.

Ada juga jenis ular, seperti sanca dan ular tikus yang membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa bernapas.

Ular-ular beracun membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung hanya dalam hitungan menit saja.

Asal kamu tahu saja, bisa yang dimiliki ular itu disuntikkan melalui gigitan. Dan bisa ular itu ternyata mengandung enzim pencerna yang memudahkan ular mencerna makananya setelah ditelan.

Nah, enzim pencerna ini dapat melarutkan dan menyerap segala sesuatu, kecuali rambut dan cakar. Keduanya akan dikeluarkan bersamaan dalam bentuk kotoran.

clip_image005

Anatomi ular. Ilustrasi: wikipedia.org

Makanan yang masuk ke perut ular, dicerna okeh ususnya yang bekerja terus menerus selama kurang lebih 48 jam atau sekitar 2 hari. Makanya, setelah makan ular biasanya menjadi tidak aktif.

Meski begitu, proses pencernaan di dalam perutnya tetap berlangsung. Pencernaannya bekerja terus menerus, apalagi kalau ia habis makan mangsa yang besar.

Oh ya, saat mencerna makanannya, ular juga sangat peka dengan suhu udara di sekitarnya. Suhu yang ideal saat ular mencerna makanannya adalah 30 derajat Celcius.

Suhu di sekitar ular ternyata sangat mempengaruhi energi metabolisme yang digunakan ular saat mencerna makanan. Kalau tidak mendapatkan suhu yang ideal, sering kali setelah menelan mangsanya, ular memuntahkannya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar