Minggu, 06 November 2011

MAKALAH DASAR DAN KOMPONEN DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Tuhan YME kami panjatkan karena atas limpahan nikmat dan karunia-Nya, Saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul “Dasar dan Komponen Desain Penelitian Kuantitatif” ini merupakan salah satu tugas matakuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi yang diampu oleh Ibu Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. Makalah ini memuat uraian mengenai pengertian, dasar, dan komponen desain penelitian kuantitatif.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pribadi kami dan masyarakat pada umumnya. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan. Oleh karena itu, Saya sangat mengharapkan saran, masukan, dan kritik dari semua pihak.

Bandar Lampung, April 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................... 1

II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dari desain penelitian...................................................................... 2

2.2. Komponen dari desain penelitian kuantitatif.................................................... 3

2.3. Kelebihan dan kekurangan desain penelitian.................................................. 11

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................... ..... 13

DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah masalah penelitian ditentukan serta rasional yang mendasari penelitian telah ditemukan lewat ulasan kepustakaan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah mendapatkan informasi atau data untuk menjawab masalah tersebut. Langkah ini harus didesain sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh cukup akurat dan relevan dengan permasalahan penelitian. Desain sangat penting sebagai acuan untuk menentukan bagaimana data harus dianalisis dan bagaimana hasilnya harus dan diinterpretasikan. Desain penelitian mengacu pada rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab masalah penelitian. Pemilihan desain yang tepat akan meningkatkan reliabilitas dan validitas serta kredibilitas dan autensitas penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Apakah pengertian desain penelitian ?

2. Apa saja komponen dari desain penelitian kuantitatif ?

3. Apa saja kelebihan dan kekurangan desain penelitian?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari disusunnya makalah bimbingan konseling di sekolah ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengertian dari desain penelitian.

2. Komponen dari desain penelitian kuantitatif.

3. Kelebihan dan kekurangan desain penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Desain Penelitian

Bagian paling utama di dalam membuat suatu penelitian adalah bagaimana membuat rencana (rancangan / desain penelitian). Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dan maksud. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Hajar (1996:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dan menjawab pertanyaan penelitian. Desain penelitian tidak lain merupakan semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan. Secara sempit, desain penelitian sering ditafsirkan sebagai suatu proses merencanakan percobaan, sehingga hasil yang diperoleh dalam percobaan ini dapat memecahkan masalah secara mantap. Tetapi sebenarnya, desain percobaan bukan saja memberikan proses perencanaan saja, tetapi juga mencakup langkah-langkah yang berurutan yang menyeluruh dan lengkap yang dibuat lebih dahulu, serta pelaksanaan percobaan, supaya peneliti yakin bahwa data yang akan diperoleh dapat dianalisa secara obyektif dan dapat digunakan untuk berkenaan dengan masalah yang sedang diteliti. Ia merupakan landasan berpijak serta dapat pula dijadikan dasar penilaian baik oleh peneliti itu sendiri maupun orang lain terhadap kegiatan penelitian dengan demikian rancangan penelitian bertujuan untuk memberi pertanggungjawaban terhadap semua langkah yang akan diambil.

2.2 Komponen Desain Penelitian Kuantitatif

Agar rancangan dapat memperkirakan hal-hal apa yang akan dilakukan dan dipegang selama penelitian, perumusnnya harus memperhatikan kriteria sebagai berikut:

  1. Mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan, seperti masalah, tujuan, sumber data, sarana prasarana dan sebagainya.
  2. Disusun secara sistematis logis sehingga memberi kemungkinan kemudahan bagi peneliti dalam melaksanakan dan bagi orang lain dalam melakukan penelitian.
  3. Harus dapat memperkirakan sejauh mana hasil yang akan diperoleh, serta usaha-usaha yang mungkin dilakukan untuk memperoleh hasil secara efektif dan efisien.

Berdasar perumusan dalam penyusunan rancangan penelitian, maka komponen suatu rancangan penelitian meliputi:

  1. masalah
  2. bentuk atau jenis data yang dibutuhkan
  3. tujuan penelitian
  4. kepentingan/signifikansi
  5. masalah sampling
  6. masalah jadwal kegiatan
  7. masalah organisasi dan alokasi biaya
  8. hipotesis penelitian
  9. teknik pengumpulan data
  10. teknik pengolahan data
  11. pola dan sistematik laporan

Desain Penelitian Kuantitatif

Perencanaan desain yang baik akan meningkatkan kualitas hasil penelitian kuantitatif. Dengan kualitas yang meyakinkan, penjelasan tentang hasil penelitian hanya dapat dihubungkan dengan factor-faktor yang ada dalam penelitian. Hal ini dapat dicapai bila peneliti mampu mengontrol factor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi atau mempunyai kontribusi untuk menjelaskan hasil-hasilnya. Bila tidak ada control terhadap variabel lain, maka hasilnya tidak dapat hanya dihubungkan dengan factor-faktor penelitian, atau dengan kata lain hasilnya bias. Hal ini karena factor-faktor lain juga mempunyai kontribusi untuk menjelaskan hasil tersebut.

Pada dasarnya, desain penelitian kuantitatif meliputi pemilihan subyek dari mana informasi atau data yang akan diperoleh, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, prosedur yang ditempuh untuk pengumpulan, serta perlakuan yang akan diselenggarakan. Subyek yang bias sebagai sumber kesalahan dapat terjadi karena teknik pemilihan yang kurang tepat,sehingga subyek tidak dapat mencerminkan populasi dari mana ia dipilih. Selanjutnya instrumen yang tidak reliabel dan valid juga dapat menjadi sumber kesalahan, karena tidak dapat menghasilkan data yang terpercaya. Instrumen yang tidak valid tidak dapat mengukur karakteristik subyek, sehingga hasil yang diperoleh akan bias, tidak mencerminkan karakteristik (kenyataan) yang sebenarnya. Sedang instrument yang tidak reliabel tidak dapat menghasilkan ukuran yang sama bila dilakukan pengulangan, sehingga hasil tersebut cenderung tidak konsisten.

Kondisi pengumpulan data dapat menjadi sumber kesalahan bila dalam pelaksanaannya terjadi variasi. Variasi kondisi ini dapat menjadi sumber kesalahan karena dapat menjadi sumber kesalahan karena dapat mempengaruhi perilaku subyek. Misalnya, seorang peneliti menyelidiki perbedaan hasil belajar siswa yang di ajar dengan metode ceramah dan diskusi. Bila tes untuk salah satu kelompok diberikan pada pagi hari dan yang lain siang hari, maka kondisi tersebut sangat mungkin mempengaruhi hasil karena konsentrasi siswa sudah berbeda. Untuk mengatasi kesalahan ini, dapat diusahakan kondisi yang sama untuk kedua kelompok. Terakhir, tidak adanya kontrol variabel jug dapat menjadi sumber kesalahan. Dengan hanya memfokuskan pada variabel tertentu berarti peneliti telah mengabaikan variabel lain yang juga mempengaruhi dalam menjelaskan hasil penelitian.

Ciri dan Prinsip Dasar Desain Percobaan

1. Ciri-ciri desain percobaan

Beberapa ciri dasar dari desain percobaan adalah sebagai berikut

  1. variabel-variabel serta kondisi yang diperlukan diatur secara ketat dan dikontrol. Manipulasi terhadap variabel baik secara langsung atau tidak langsung dilakukan.
  2. Variabel-variabel yang ingin diteliti selalu di bandingkan dengan variabel control.
  3. Analisa variance selalu digunakan, yang mana analisa ini berusaha untuk:

- meminimumkan variance dari error ,

- meminimumkan variance variabel yang tidak termasuk dalam variael-variabel yang ingin diteliti

- memaksimumkan variance dari variabel-variabel yang diteliti dan yang berkaitan dengan hipotesa yang dibangun.

2. Validitas Desain Kuantitatif

Konsep yang sangat penting dan terkait dengan masalah desain adalah validitas, yaitu seberapa jauh penjelasan ilmiah tentang suatu fenomena sesuai dengan kenyataan. Validitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.

1. Validitas Eksternal

Valididas eksternal mengacu pada kemampuan generalisasi hasil-hasil penelitian, yakni seberapa jauh seberapa jauh hasil-hasil tersebut dapat diterapkan untuk memahami kelompok yang lebih luas yang berada di luar subyek penelitian. Dalam mengevaluasi kualitas hasil penelitian, ada tiga macam kriteria validitas yang dapat dijadikan kriteria, yaitu populasi, ekologi dan konstrak.

a. Validitas populasi

mengacu pada seberapa jauh hasil dapat digeneralisasikan kepada individu di luar subyek atau sample. Karena subyek mempunyai karakteristik yang mungkin sangat berkaitan dengan variabel penelitian yang karakteristik relative sama.

b.Validitas ekologi

validitas ekologi mengacu pada seberapa jauh hasil-hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kondisi lain di luar penelitian. Kondisi penelitian ini dapat digeneralisasika meliputi keadaan alamiah variabel terikat dan variabel bebas

c. Validitas abstrak

validits konstrak mengacu pada seberapa jauh hasil-hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk memahami fenomena yang kompleks, lebih luas dari konstrak yang dipakai dalam penelitian. Bila penelitian yang dilakukan tidak mengukur seluas mungkin komponen-komponen yang berada dalam cakupan konstrak maka hasilnya kurang valid untuk digeneralisasikan untuk memahami konstrak tersebut secara utuh.

2. Validitas Internal

Validitas internal mengacu pada seberapa jauh apa yang diamati, diukur dan dianalisis sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain seberapa jauh berbagai variabel yang mungkin mempunyai pengaruh terhadap hasil penelitian dapat dikontrol. Beberapa vaariabel dapat menjadi sumber kesalahan yang dapat mengancam validitas hasilnya. Oleh karena itu, validitas ini akan meningkat bila sumber-sumber kesalahan tersebut dapat dikenali dan dikontrol, baik melalui perlakuan tertentu atau teknik statistik. Diantara sumber-sumber yang dapat mengurangi validitas adalah:

a. Mortalitas

mengacu pada gugurnya keikutsertaan atau pengunduran diri subyek secara sistematis dari penelitian. Hal ini merupakan ancaman terhadap validitas terutama bagi penelitian yang memerlukan waktu lama atau longitudinal. Tidak ikut sertanya subyek yang demikian menyebabkan informasi yang diperoleh dari subyek pada saat pengukuran terakhir tidak bias mencerminkan perkembangan yang sebenarnya karena hanya terbatas.

b. Kematangan

Mengacu pada perubahan pada diri subyek dengan berlalunya waktu hal ini akan menjadi ancaman bagi validitas., khususnya penelitian yang memerlukan proses. Ancaman tersebut terjadi bila perubahan pada diri subyek tersebut juga mempunyai kontribusi untuk menerangkan hasil penelitiannya.

c. Regresi Statistik

dapat menjadi ancama bagi validitas hasil suatu penelitian karena adanya kecenderungan skor subyek yang memiliki nilai tinggi atau rendah akan lebih mendekati nilai mean bila dilakukan tes kedua. Hal ini terutama bila dilakukan untuk mengukur perubahan yang terjadi dengan cara menggunakan analisis statistik regresi antara hasil tes awal dan ter akhir. Dengan adanya efek regresi ini, hasil analisis semakin sulit untuk mendapatkan hasil yang signifikan.

d. Testing

disini mengacu pada penggunaan tes awal.(pretes) dan tes akhir (post tes) untuk mengukur perubahan akibat dari suatu perlakuan. Pemberian tes dapat mempengaruhi hasil, misalnya dengan mengikuti tes awal seorang subyek dapat mengenali model dan materi tes. Materi tersebut dapat mengarahkan subyek pada materi yang penting sehingga proses perlakuan akan mendapat perhatiannya., dan tetu saja hal ini dapat berpengaruh pada tes akhir. Disamping itu, bila subyek dapat mengingat kembali materi tes awal, maka hasil tes akhir juga akan terpengaruh. Bila hal ini terjadi, maka validitas pengukuran akan terancam.

e. Seleksi

mengacu pada pemilihan kelompok subyek yang tidak dapat dilakukan secara acak. Kelompok yang demikian itu seringkali memilii perbedaan sistematis yang pada gilirannya dapat menjadi sumber ancaman karena akan berpengaruh terhadap hasilnya.

f. Instrumentasi

mengacu pada perubahan yang terjadi pada alat pengumpul data hal ini dapat terjadi, terutama pengumpulan data dengan wawancara atau observasi. Misalnya bila pewawancara semakin lelah mungkin ia tidak dapat menjaga situasi komunikatif yang terstandar sehingga respon yang diberikan oleh subyek pun akan sulit untuk menghasilkan informasi yang sebenarnya.

Berdasarkan desainnya, penelitian kuantitatif dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu: deskriptif, eksperimental, dan ex post facto. Masing-masing desain cocok untuk jenis pertanyaan penelitian atau masalah tetentu, tapi tidak untuk yang lain.

Setelah mengetahui komponen rancangan penelitian, maka untuk kepentingan praktis, suatu rancangan penelitian harus disusun secara sistematis, mengikuti suatu pola tertentu, sebagaimana yang berlaku di lingkungan dimana peneliti merencanakan proyek penelitian. Berikut ini contoh sistematika rancangan penelitian:

a. judul penelitian

  1. ruang lingkup/bidang ilmu pengetahuan
  2. latar belakang:

- pentingnya penelitian

- masalah

- hasil yang diharapkan

d. penelaahan studi kepustakaan:

- tinjauan kepustakaan

- hipotesis

- daftar pustaka

e. tujuan penelitian

- pengajuan hipotesis

f. metodologi

- populasi/sampel

- variabel, instrumentasi dan kategorisasi

- reliabilitas/validitas alat

- teknik analisis

g. jadwal waktu pelaksanaan

h. organisasi kegiatan

i. sistematika laporan

Etika Penelitian

Pada dasarnya, pedoman etika penelitian yang dikemukaan oleh individu, organisasi, atau lembaga tersebut menyangkut ranggung jawab peneliti terhadap desain dan laporan penelitian serta hubungannya dengan hak dan perlindungan terhadap orang lain yang secara langsung maupun tidak langsung ada kaitannya dengan penelitiannya. Secara garis besar, prinsip-prinsip dasar etika penelitian kependidikan meliputi:

  1. Tanggung Jawab Peneliti

yang dimaksud dengan tanggung jawab disini adalah hal-hal yang harus dipenuhi peneliti dalam hubungannya dengan pedoman norma atau nilai tertentu.

a. Peneliti bertanggung jawab atas standar etika, terutama dalam kaitannya dengan penyertaan manusia. Setelah menyelesaikan proposalnya, misalnya, peneliti harus mengevaluasi dengan mempertimbangkan dengan norma-norma etika.

b. peneliti harus menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah dan kemanusiaan. Manusia merupakan makhluk yang selalu tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai dalam seluruh aspek kehidupannya. Demikian juga ilmu sebagai karya manusia, dalam berbagai dimensinya, tidak steril dari nilai-nilai kemanusiaan. Dalam kondisi dan tujuan apapun, nilai-nilai tersebut tidak boleh diabaikan oleh siapapu, termasuk peneliti. Pelanggaran tehadap nilai-nilai tersebut tidak hanya mengurangi nilai hasil penelitian, tetapi juga pelecehan terhadap ilmu pengetahuan maupun manusia.

  1. Kewajiban Terhadap Pemasok Sumber

pemasok sumber adalah mereka yang mempunyai wewenang untuk menentukan apakah peneliti boleh berhubungan dengan subyek data. Dalam hubungannya dengan pemasok sumber, peneliti harus memenuhi kewajiban sebagai berikut:

    1. Bila pelaksanaan penelitian menyangkut lembaga, peneliti harus mendapat izin dari lembaga yang terkait sebelum melaksanakan pengumpulan data.
    2. Dalam hal subyek masih berada di bawah tanggung jawab orang lain (missal:orang tua), peneliti harus mendapat izin dari pihak yang bertanggung jawab tersebut.
  1. Kewajiban Terhadap Subyek Data

subyek data adalah sumber utama dari mana data diperoleh. Dalam rangka melindungi dan menghormati hak pribadi subyek, peneliti arus memperhatikan kewajiban-kewajiban sebagai berikut:

    1. Peneliti harus memberikan informasi kepada subyek tentang semua aspek penelitian yang mungkin akan mempengaruhi kesediaannya untuk berpartisipasi. Untuk itu, peneliti harus berusaha agar memahami hak-haknya yang diberikan kepada peneliti. Lebih lanjut, peneliti harus menghormati hak seseorang untuk berpartisipasi atau tidak
    2. Peneliti harus memberikan informasi kepada subyek bahwa keikutsertaannya dalam penelitian bersifat sukarela dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa adanya resiko apapun yang dapat dikaitkan dengan penelitian.
    3. Peneliti harus menjaga rahasia informasi tentang subyek, kecuali atas persetujuannya. Hal ini berarti peneliti harus menjami bahwa tak seorangpun, selai peneliti dapat mengetahui sumber data. Hal ini dapat dicapai dengan cara: (a) penggunaan nama samaran dalam pengumpulan data,(b) menggunakan sistem yang dapat menghubungkan nama dengan data, yang dapat dihancurkan, (c) menggunakan pihak ketiga untuk menghubungkan nama dan data, (d) meminta subyek untuk menggunakan alias atau nomor, dan (e) mengumpulkan hasil kelompok, bukan individual.
    4. Peneliti harus terbuka dan jujur kepada subyek tenyang penelitiannya. Hal ini dilakukan dengan memberitahu tentang tujuan penelitiannya. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu mungkin peneliti dapat menengguhkan pemberitahuan atau berbohong kepada subyek tentang penelitiannya apabila pemberitahuan akan mempengaruhi validitas hasil.
    5. Peneliti harus melindungi subyek dari kemunginan timbulnya ketidaknyamanan atau bahaya, baik secara fisik maupun psikologis.
    6. Peneliti harus memberikan kesempatan kepada subyek untuk mengetahui hasil penelitian apabila ia menghendakinya.
  1. Kewajiban Terhadap Masyarakat
    1. Peneliti harus jujur dan melaporkan hasil penelitiannya dengan menyajikan detil prosedur yang ditempuh sehingga memberikan informasi ysng cukup untuk meninterpretasikan hasil dengan sewajarnaya.
    2. Peneliti harus menyajikan hasil penelitian dengan obyektif dan menghindari bias.
    3. Peneliti harus menghindari penyajian data palsu serta dengan jujur menjajikan sumber dengan jelas sehingga tidak memberi kemungkinan salah tafsir.

2.3 Kebaikan Dan Kelemahan Desain Penelitian

Desain percobaan, umumnya mempunyai lebih banyakkebaikan dibandingkan dengan kelemahannya. Kebaikan dari desain percobaan adalah sebagai berikut:

  1. dengan adanya desain percobaan, maka telah terjalin kerja sama antara ahli statistik dengan peneliti dalam menganalisa dan interpretasi terhadap data.
  2. dalam percobaan, peneliti dapat membuat preplanning yang sistematis terlebih dahulu.
  3. perhatian dapat ditujukan terhadap hubungan-hubungan tertentu dalam mengukur dan mengenal sumber-sumber variasi.
  4. jumlah uji yang digunakan dapat ditentukan lebih dahulu dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.
  5. dengan adanya pengelompokkan, maka pengaruh yang dapat diukur secara lebih tepat.
  6. kesimpulan yang diperoleh dapat diketahui secara pasti dengan kepastian matematika.

Kelemahan dari desain percobaan antara lain:

  1. desain dan analisa percobaan selalu dinyatakan dalam bahasa ahli-ahli statistic.
  2. desain percobaan menghendaki biaya yang besar dan juga memakan waktu yang lama.

III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah:

1. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Hajar (1996:102) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dan menjawab pertanyaan penelitian.

2. Komponen suatu rancangan penelitian meliputi:

a. masalah

b. bentuk atau jenis data yang dibutuhkan

c. tujuan penelitian

d. kepentingan/signifikansi

e. masalah sampling

f. masalah jadwal kegiatan

g. masalah organisasi dan alokasi biaya

h. hipotesis penelitian

  1. teknik pengumpulan data
  2. teknik pengolahan data
  1. pola dan sistematik laporan

3. Desain menentukan validitas penelitian baik eksternal maupun internal.

DAFTAR PUSTAKA

Hajar,I.1996.Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.Jakarta:Indonesia.

Hasnunidah, Neni.2008.Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi.Bandar Lampung:Universitas Lampung.

Margono, S.2010.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Nazir, Moh.1983.Metodologi.Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia.

Sukardi.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Bumi Aksara:Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar