Minggu, 23 Oktober 2011

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT KAKAO

Pengendalian terhadap kerusakan tanaman dan buah kakao yang disebabkan serangan serangga (hama) dan cendawan (penyakit), dengan berbagai metode telah banyak dilaksanakan. Metode pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisida merupakan pilihan yang paling baik, karena cara pengendalian kimia adalah yang paling efektif. Untuk pengendalian dan pemberantasan hama digunakan insektisida berbahan aktif Lamda Sihalotrin dengan konsentrasi 0,25 ml/l dan Beta Sipermetrin dengan konsentrasi 0,5 ml/l. Sedangkan untuk pengendalian penyakit (cendawan) digunakan fungisida berbahan aktif Cuprum dengan konsentrasi 1,5 g/l dan menggunakan bahan perekat (surfaktan) berkonsentrasi 3 ml/l.

clip_image002[4]

Gambar 1. Daun dan Ranting Tanaman Kakao terserang Helopeltis

clip_image004[4]

Gambar 2. Buah kakao terserang Helopeltis

clip_image006[4]clip_image008[4] Gambar 3. Busuk Buah kakao terserang Cendawan (Antraknose dan Phytopthora)

clip_image010[4] clip_image012[4]

clip_image014clip_image016

Gambar 4. Batang dan Buah kakao terserang hama penggerek, dan terserang

Cendawan Phytopthora palmivora atau Colletotrichum gleosporioides

1. Pengendalian Serangga Helopeltis

1.1 Pengendalian Secara Biologis

Hama Helopeltis adalah serangga penghisap pucuk dan buah kakao, serangan Helopeltis pada buah kakao akan menghambat pembentukan biji, dan serangan pada ranting atau pucuk kakao akan menimbulkan kelayuan, merangas dan mati. Pucuk kakao yang terserang dengan intensitas serangan berat akan menyebabkan daun kakao berlubang lalu daun gugur.

Pengendalian Helopeltis seraca biologis adalah pengendalian dengan menggunakan musuh alami, yaitu semut hitam (Delichoderus biruberculatus). Penggunaan semut hitam sebagai pengendalian serangga Helopeltis secara biologis merupakan metoda pegendalian yang kontinu dalam jangka panjang, sehingga diperlukan waktu lama.

clip_image018

Gambar 5. Semut Hitam (Delichoderus biruberculatus) sebagai

pengendali hayati hama Helopeltispada buah kakao

Sebagaimana diketahui bahwa Helopeltis betina menghasilkan telur 20 butir, periode bertelur 6—7 hari, periode nimpa 10—11 hari, dan periode telur sampai menjadi serangga dewasa 21—24 hari. Daya kembangbiak Helopeltis yang sangat cepat tidak dapat diimbangi dengan perkembangbiakan semut hitam, akibatnya hama Helopeltis dapat menghancurkan produksi perkebunan kakao. Pengendalian Helopeltis dengan metode biologis menggunakan semut hitam (Delichoderus biruberculatus) hanya efektif untuk mencegah serangan serangga Helopeltis, jika kebun kakao belum terda- pat serangan Helopeltis.

1.2. Pengendalian Secara Kimia

Pengendalian serangga Helopeltis secara kimia, yaitu pengendalian dengan meng- gunakan insektisida dengan tujuan memberantas seluruh populasi hama Helopeltis. Dalam pengendalian serangga Helopeltis secara kimia, hal yang harus diperhatikan adalah ketepatan konsentrasi larutan insektisida, dan jenis insektisida yang diguna- kan. Ke-dua hal tersebut menjadi penting agar musuh alami serangga Helopeltis tidak terbunuh, seperti semut hitam yang menguntungkan.

2. Pengendalian Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snell)

Hama pengerek buah kakao (PBK) yang dikenal dengan istilah cacao mot, dengan nama latine Conopomorpha cramerella Snell atau Acrocercops cramerella, yang me- nyerang buah kakao dalam stadia ulat (larva).

Selama larva berada di dalam buah kakao (15—18 hari) merusak daging buah, biji, dan saluran makanan; sehingga buah tidak berkembang, dan biji kakao akan mati. Tanda-tanda secara fisik biji kakao yang terserang PBK, yaitu : biji kakao keriput, berwarna hitam, busuk, dan lengket bila disentuh tangan. Untuk pengendalian dan pemberantasan hama Conopomorpha cramerella Snell dapat dilakukan dengan cara penyarungan buah, perampasan buah, dan cara kimia.

2.1 Metode Penyarungan Buah

clip_image020

Gambar 6. Metode Penyarungan buah kakao untuk

pengendalian hama PBK (Cacao Mot).

Dengan penyarugan buah-buah kakao, maka secara lambat laun hama PBK akan berkurang dan hilang. Metode penyarungan buah hanya efektif jika tersedia bahan dan tenaga yang cukup, serta pohon kakao masih mudah dijangkau dengan tangan atau alat. Metode penyarungan buah menjadi tidak efektif jika alat-bahan terbatas, tenaga kerja tidak terampil, pohon kakao yang sudah besar dan tinggi, dan membutuhkan waktu yang lama untuk penyarungan buah.

2.2. Metode Rampasan Buah

Diketahui bahwa pengerek buah kakao hanya memiliki inang tanaman kakao sebagai sumber makanan utama, maka metode rampasan buah menjadi efektif, yaitu memetik seluruh buah kakao yang tersisa pada batang pohon setelah panen besar. Tujuannya adalah menghilangkan ketersediaan makanan bagi serangga PBK, dengan tidak ter- sedianya makanan di areal tanaman kakao; maka populasi serangga PBK dapat ditekan, dan lambat laun serangga PBK hilang dari areal kebun kakao.

clip_image022

Gambar 7. Metode Rampasan Buah yaitu memetik seluruh buah kakao

yang tersisa pada batang pohon setelah panen besar

2.3. Pengendalian Secara Kimia

Pengendalian serangga PBK secara kimia adalah pengendalian dengan menggunakan insektisida, dengan tujuan eradikasi terhadap serangga PBK dengan memberantas (membunuh) seluruh populasi serangga PBK (Conopomorpha cramerella Snell) di areal kebun kakao. Pengendalian serangga PBK secara kimia sama dengan cara menangani serangga Helopeltis, yaitu menggunakan insektisida berbahan aktif Lamda Sihalotrin dengan konsentrasi 0,25 ml/l, dan Beta Sipermetrin dengan konsentrasi 0,5 ml/l.

clip_image024

Gambar 8. Hama (larva) Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snell)

2.4. Pengkajian Metode Pengendalian Cendawan Phytopthora palmivora

atau Colletotrichum gleosporioides

Phytopthora palmivora adalah cendawan penyebab penyakit busuk buah, cendawan ini menyerang buah kakao muda dan buah tua. Gejala serangan yaitu: buah berwarna coklat kehitaman, mulai dari ujung sampai pangkal buah. Sedangkan cendawan Colletotrichum gleosporioides adalah penyebab penyakit antraknose pada batang dan buah kakao. Penyakit ini timbul terutama di kebun-kebun yang mengalami kerusakan karena tertimpa tanaman naungan sehingga batang tanaman kakao patah atau rusak, semakin rusak tanaman kakao, semakin besar pula tingkat serangan penyakit ini. Cara pengendalian atau pemberantasan kedua patogen tersebut adalah :

Pengendalian Secara Mekanis dan Kultur Teknis

Pengendalian secara mekanis adalah memotong seluruh bagian tanaman (daun, buah, batang, dan ranting) yang terinfeksi oleh cendawan Phytopthora palmivora atau Colletotrichum gleosporioides, bagian tanaman kakao yang terinfeksi dikumpulkan dalam lubang di luar kebun lalu dimusnakan dengan dibakar dan lubang ditutup kembali dengan tanah.

clip_image026clip_image028

Gambar 9. Cendawan Phytopthora palmivora menyerang batang dan buah kakao

4.4.2. Pengendalian Secara Kimia

Pengendalian secara kimia, merupakan tindakan pencegahan dan pemberantasan cendawan Phytopthora palmivora, dan Colletotrichum gleosporioides dengan meng- gunakan fungisida. Fungisida yang digunakan untuk mencegah dan memberantas cendawan Phytopthora palmivora atau cendawan Colletotrichum gleosporioides adalah fungisida berbahan aktif Cuprum. Penyemprotan fungisisa berbahan aktif cuprum dilakukan awal musim penghujan sampai akhir musim penghujan. Penyem- protan dilakukan menyeluruh pada bagian tanaman (daun, buah, batang, dan ranting) secara merata, dan juga dilakukan penyemprotan ke permukaan tanah.

4.5. Perancangan Alat Semprot Khusus

Pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman kakao (busuk buah) secara kimia merupakan alternatif metode pengendalian yang paling tepat dan efektif, yaitu melakukan penyemprotan menggunakan insektisida, dan atau fungisida. Pemilihan metode pengendalian secara kimia terhadap hama dan penyakit penyerang tanaman kakao, maka aplikasi pestisida adalah dengan teknik penyemprotan pada areal dan tanaman kakao. Untuk melakukan penyemprotan pada tanaman kakao seluas 4,6 Ha, terhadap tanaman yang telah berumur lebih dari lima tahun, tinggi tanaman lebih dari dua meter; maka diperlukan perlengkapan alat semprot yang terancang secara khusus agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

clip_image029

Gambar 10. Perancang Peralatan Semprot Khusus

Untuk merancang peralatan semprot yang khusus digunakan:

1. Stik sprayer dengan dua model kepala semprot (nozzel), yaitu nozzel sprayer

vertikal dan nozzle sprayer horizontal,

2. Selang berdiameter ½ inc panjang 30 m,

3. Satu unit mesin pompa air (waterpump) berdaya listrik 500 Watt,

4. Satu unit mesin listrik (Generator) berdaya 1000 Watt,

5. Satu unit stavol (SVC-500 N), dan

6. Tempat penampung laruran semprot (tangki plastic) berkapasitas 60 liter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar